Rabu, 05 Januari 2011

virus komputer terbaru (tulisan)

Virus Komputer Terbaru 2011 Terganas – Salah satu virus komputer yang menyerang telepon genggam yang menggunakan sistem operasi Android Google telah muncul di China, sehingga dapat memungkinkan peretas memperoleh akses ke data pribadi.
Satu laporan pekan ini dari Lookout Mobile Security menyatakan virus terbaru Trojan tersebut yang menyerang perangkat Android telah dijuluki “Geinimi” dan “dapat menghimpun sangat banyak data pribadi di telepon pengguna serta mengirimnya ke server terpencil”.

Perusahaan itu menyebut virus tersebut “malware Android yang paling canggih yang telah kita saksikan setakat ini”.

“Segera setelah perangkat jahat tersebut terpasang di telepon pengguna, malware itu memiliki kemampuan untuk menerima komando dari server terpencil yang memungkinkan pemilik server itu untuk mengendalikan telefon tersebut,” kata Lookout.

“Pencipta Geinimi telah menaikkan batas kecanggihan secara mencolok sehingga mengatasi malware Android yang sebelumnya diawasi dengan mengoperasikan berbagai teknik untuk membuat kabur semua kegiatannya,” katanya.

Motif di balik virus tersebut tidak jelas, kata Lookout, yang menambahkan bahwa itu dapat digunakan untuk apa saja mulai dari “jaringan iklan jahat sampai upaya untuk menciptakan botnet Android”.

Namun perusahaan itu menyatakan pengguna yang tampaknya paling mungkin terserang adalah mereka yang mengunduh applikasi Android dari China.

Applikasi yang terinfeksi meliputi versi kemasan-ulang yang dijual di China dari Monkey Jump 2, Sex Positions, President vs Aliens, City Defense dan Baseball Superstars 2010.

“Penting untuk mengingatkan bahwa sekalipun ada contoh pertandingan yang dikemas-ulang dengan Trojan tersebut, versi asli yang tersedia di laman resmi Google Android Market belum terserang,” kata perusahaan keamanan itu.

berita serangan Hacker Cyber Crime (tulisan)

Serangan Hacker Cyber Crime 2011 – Berbicara mengenai serangan cyber / hacker, apa kira-kira yang menjadi target para penjahat cyber di tahun 2011 ini? Pengguna internet yang aktif sebaiknya waspada dengan serangan ini. Simak lebih lanjut daftar sasaran utama serangan cyber agar Anda lebih berhati-hati.

1. URL-shortening service

Layanan penyingkat URL atau URL-shortening service makin banyak digunakan dengan situs seperti Twitter yang menjadi pendongkraknya. Layanan yang mampu meringkas alamat situs seperti bit.ly dan TinyURL ini ternyata mengeluarkan 3.000 URL setiap menitnya. Maka tak mengherankan jika layanan ini menjadi sasaran empuk kriminal cyber. Diprediksi, mereka akan memanfaatkan layanan tersebut untuk menyuntikkan spam, scam (penipuan online), dan program jahat lainnya.

2. Layanan Geolocation

Bagi Anda yang gemar memakai Foursquare, sebaiknya berhati-hati karena ia juga diprediksi menjadi incaran penjahat cyber. Para penjahat ini akan dengan mudahnya mengetahui siapa yang sedang nge-tweet, di mana lokasinya dan apa yang mereka katakan. Bahkan, ketertarikan user dan sistem operasi serta aplikasi yang dipakai bisa dilacak pula secara real time. Dengan informasi yang diterbitkan (publish) secara online tersebut, akan memudahkan para penjahat untuk menciptakan serangan yang matang. Selain Foursquare, pengguna layanan geolokasi Gowalla dan Facebook Place juga harus waspada.

3. Perangkat Mobile

Data yang disimpan di ponsel juga masuk dalam daftar incaran cyber attack 2011. Dengan makin banyaknya pengguna smartphone yang dikombinasikan dengan kerentanan infrastruktur seluler plus lemahnya enskripsi, maka para pemilik data akan berisiko besar menghadapi serangan.

4. Produk Apple

Ancaman serangan malware (program berbahaya) pada pengguna Mac akan meningkat tajam di tahun 2011 meski platform Mac OS dikenal kuat. Dan mengingat iPad serta iPhone menjadi bisnis yang menggiurkan, maka ada kemungkinan aksi pengeksposan data dan identitas penggunanya juga terjadi.

5. Platform Web yang Terkoneksi dengan TV

Web-connected TV platforms seperti Google TV akan menjadi target bagi aplikasi jahat. Aplikasi ini akan menarget atau mengekspos data pribadi yang nantinya akan memungkinkan penjahat cyber memanipulasi sejumlah piranti lewat aplikasi yang dikontrol tersebut.

6. Situs kontroversial

Kasus situs kontroversial Wikileaks sepertinya akan memicu aksi hacktivism. Aksi hacktivism akan menyerang situs-situs tertentu dengan latar belakang politik dan inilah yang akan menjadi bentuk baru dari demonstrasi politik

usaha dan energi (tulisan)

A. Bentuk Energi dan Perubahannya
1. Energi (disebut juga tenaga) adalah kemampuan untuk melakukan usaha.
2. Bentuk-Bentuk Energi
a) Energi Mekanik


Benda yang bergerak atau memiliki kemampuan untuk bergerak, memiliki energi mekanik. Air terjun yang berada di puncak tebing memiliki energi mekanik yang cukup besar, demikian juga dengan angin.
b) Energi Bunyi
Energi bunyi adalaj energi yang dihasilkan oleh getaran partikel-partikel udara disekitar sebuah sumber bunyi. Contoh : Ketika radio atau televisi beroperasi, pengeras suara secara nyata menggerakkan udara didepannya. Caranya dengan menyebabkan partikel-partikel udara itu bergetar. Energi dari getaran partikel-partikel udara ini sampai ditelinga, sehingga kamu dapat mendengar.
c) Energi kalor
Energi kalor adalah energi yang dihasilkan oleh gerak internal partikel-partikel dalam suatu zat. Contoh : apabila kedua tanganmu digosok-gosokkan selam beberapa detik maka tanganmu akan terasa panas. Umumnya energi kalor dihasilkan dari gesekan. Energi kalor menyebabkan perubahan suhu dan perubahan wujud.
d) Energi Cahaya
Energi Cahaya adalah energi yang dihasilkan oleh radiasi gelombang elektromagnetik
e) Energi Listrik
Energi Listrik adalah energi yang dihasilkan oleh muatan listrik yang bergerak melalui kabel.
f) Energi Nuklir
Energi nuklir adalah energi yang dihasilkan oleh reaksi inti dari bahan radioaktif. Ada dua jenis energi nuklir yaitu energi nuklir fisi dan fusi. Energi nuklir fisi terjadi pada reaktor atom PLTN. Ketika suatu inti berat (misal uranium) membelah (fisi), energi nuklir cukup besar dibebaskan dalam bentuk energi kalor dan energi cahaya. Energi nuklir juga dibebaskan ketika inti-inti ringan (misalnya hidrogen) bertumbukan pada kelajuan tinggi dan bergabung (fusi). Energi matahari dihasilkan dari suatu reaksi niklir fusi dimana inti-inti hidrogen bergabung membentuk inti helium.

3. Energi Mekanik
Energi mekanik adalah energi yang berkaitan dengan gerak atau kemampuan untuk bergerak. Ada dua macam energi mekanik yaitu ; energi kinetik dan energi potensial.
a. Energi kinetik
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki benda karena geraknya atau kelajuannya. Energi kinetik dirumuskan :

EK = energi kinetik (joule atau J), m = massa (kg), v = kelajuan
b. Energi Potensial
Energi potensial adalah energi yang dimiliki oleh benda karena posisinya. Energi potensial dapat dirumuskan:

EP = energi potensial gravitasi (joule atau J), m = massa (kg), g = percepatan gravitasi (m/s2), h = ketinggian benda dari acuan (m).

4. Konsep Energi dan Perubahannya dalam keseharian
a. Konversi energi
Konversi energi adalah perubahan bentuk energi dari bentuk satu ke bentuk lainnya. Contoh

b. Konverter energi
Konverter energi adalah alat atau benda yang melakukan konversi energi. Beberapa konverter energi yaitu:
1. Setrika listrik mengubah energi listrik menjadi kalor
2. Ayunan mengubah energi kinetik menjadi energi potensial …energi potensial menjadi energi kinetik
3. Rem mobil mengubah energi kinetik menjadi energi kalor.

5. Hukum Kekekalan Energi berbunyi energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, energi hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya.
6. Sumber-Sumber Energi dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu:
a) Sumber energi yang dapat diperbarui dan tak dapat diperbarui.
• Contoh sumber energi yang dapat diperbaharui adalah air, angin, dan surya. Dikatakan sumber energi ini dapat diperbahrui karena sumber energi ini persediaanya sangat melimpah di bumi dan kita dapat menggunakannya terus-menerus tanpa khawatir akan habis.
• Contoh sumber energi yang tidak dapat diperbaharui adalah minyak, gas, batu bara. Dikatakan sumber energi ini tidak dapat diperbahrui karena sumber energi ini persediaannya terbatas di bumi dan sekali habis maka sumber ini tidak dapat digantikan atau diperbaharui. Oleh klarena itu kita harus bijaksana dalam menggunakannya.
b) Energi Konvensional
Energi konvensional : minyak, gas dan batu bara disebut juga energi fosil karena ketiga energi ini berasal dari bangkai-bangkai organisme dan tumbuh-tumbuhan yang tertimbun selama ratusan juta tahun yang lalu, serta tidak dapat diperbarui. Contoh : bahan bakar minyak (BBM), gas alam.
c) Berbagai energi alternatif dari sumber energi terbarui
1 Energi angin
Kincir angin sekarang digunakan untuk memutar generator listrik sehingga menghasilkan tenaga listrik.

2 Energi air
Air yang memiliki energi potensial tertentu dibendung pada suatu tempat. Air yang jatuh disalurkan melalui pipa pesat untuk diarahkan ke sudu-sudu turbin air sehingga energi kinetik air dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin. Turbin dihubungkan dengan generator melalui satu poros, sehingga generator akan berpytar dan menghasilkan listrik. Karena diperlukan kelajuan air tertentu pada aliran sungai, hanya sedikit tempat didunia yang memenuhi syarat untuk dibangun PLTA.
3 Energi panas bumi
Batuan panas terbentuk beberapa kilometer dibawah permukaan bumi memanaskan air disekitarnya sehingga akan menghasilkan sumber uap panas atau geiser. Sumber panas bumi ini dibor. Uap panas yang keluar dari pengeboran setelah disaring digunakan untuk menggerakkan generator sehingga menghasilkan energi listrik. Contoh : Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), yang telah beroperasi PLTP Kamojang Jawa Barat.

B. Konsep Usaha dan Energi
Dalam fisika usaha yang dilakukan oleh sebuah gaya didefinisikan sebagai hasil kali gaya dengan perpindahan benda yang searah dengan gaya. Dapat dirumuskan :

Satuan usaha dalam SI adalah joule. Satu joule adalah besar usaha yang dilakukan oleh gaya satu newton untuk memindahkan suatu benda searah gaya sejauh satu meter.
Kaitan usaha dan energi yaitu besar usaha yang dilakukan oleh suatu gaya dalam proses apa saja adalah sama dengan besar energi yang dipindahkan.

Usaha oleh Beberapa Gaya
Apabila usaha yang dilakukan oleh orang pertama dan orang kedua untuk memindahkan suatu benda ke kanan sejauh s adalah
W1 = F1 s (*) dan W2 = F2 s (**)
Telah diketahui bahwa resultan dua gaya searah adalah F =F1 + F2, sehingga usaha total yang dilakukan oleh kedua benda tersebut adalah
W = F s, W = (F1 + F2) s
Dengan memasukkan F1 s = W1 (lihat *) dan F2 s =W2 (lihat **), maka diperoleh
W = W1 + W2
Secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut :
”Usaha ynag dilakukan oleh resultan gaya-gaya searah dan berlawanan arah, yang menyebabkan benda berpindah sejauh s, sama dengan jumlah usaha oleh tiap-tiap gaya”

C. DAYA

Daya didefinisikan sebagai usaha yang dilakukan gaya dalam satu satuan waktu. Karena tiap besaran yang dibagi dengan selang waktu disebut sebagai laju, daya juga didefinisikan sebagai laju melakukan usaha. Karena usaha selalu muncul apabila terjadi perubahan bentuk energi. Daya juga dapat didefinisikan sebagai laju perubahan energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Daya dirumuskan sebagai

Dengan P = daya (watt), W = usaha (joule), t = selang waktu (sekon).

D. PESAWAT SEDERHANA
Setiap alat yang mempermudah kita melakukan usaha disebut pesawat atau mesin. Pada dasarnya , ada empat macam pesawat sederhana yaitu tuas, katrol, bidang miring dan roda gigi.
a. Tuas
Tuas adalah pesawat sederhana yang berbentuk batang keras sempti yang dapat berputar disekitar satu titik. Titik ini disebut titik tumpu. Contoh tuas yang banyak dikenal adalah linggis. Linggis berbentuk satu batang besi (atau baja) yang digunakan untuk memudahkan menggeser suatu benda berat yang secara langsung sukar digeser oleh gaya otot manusia.
Perbandingan antara beban yang diangkat dan kuasa yang dilakukan disebut keuntungan mekanis. Keuntungan mekanis dirumuskan :

b. Katrol
Katrol adalah mesin sederhana yang terdiri dari sebuah roda beralur dimana seutas tali atau rantai dapat bergerak ulang-alik. Macam-macam katrol:
• Katrol tunggal tetap. Berfungsi mengubah arah gaya tarik dari menarik ke atas menjadi ke bawah. Contoh : ketika kita menaikkan bendera ke puncak maka dengan mudah bendera itu naik karena ada sebuah katrol tunggal tetap yang terpasang pada puncak tiang.
• Katrol tunggal bergerak. Katrol tunggal bergerak berfungsi memperbesar gaya.

c. Bidang Miring
Bidang miring adalah suatu permukaan miring yang penampangnya berbentuk segitiga. Contoh bidang miring yaitu tangga rumah berbentuk spiral.

d. Roda Gigi
Roda gigi atau gir adalah sepasang roda bergigi saling bersambungan yang dapat digunakan untuk menambah atau mengurangi gaya, disamping untuk mengubah besar dan arah kecepatan putaran.

tipmencari perumahan dengan harga murah (tulisan)

Tips Mencari Perumahan Dengan Harga Murah – Bisa membeli rumah sendiri adalah dambaan setiap orang karena tiap orang ingin hidup mandiri dan membangun sebuah keluarga dalam satu rumah orang yang sudah lama bekerja atau orang yang punya cita cita biasanya ingin membeli rumah dengan harga yang terjangkau atau kredit.

Saat ini banyak sekali agen properti yang menawarkan kridit perumahan murah dengan begitu orang bisa meraih keinginannya dengan cepat, berikut ini ada beberapa tips untuk anda mencari perumahan murah:

1. Mencari informasi perumahan murah ideal, eksklusif dari internet, google, facebook, media massa konvensional, teman atau kerabat.

2. Buat daftar pilihan, misalnya perumahan murah bekasi atau perumahan murah depok.

3. Membuat perjanjian dengan tim marketing/penjualan perumahan.

Sebelum memutuskan memilih untuk membeli sebaiknya terlebih dahulu memeriksa aspek legalitas atas lokasi kredit perumahan tersebut. Adapun aspek legalitas yang bisa ditanyakan ke perusahaan pengembang adalah copy sertifikat induk untuk lokasi perumahaan yang dipilih, hal tersebut untuk memberikan kepastian tentang keabsahan kepemilikan kredit perumahan murah atas tanah yang nantinya akan dikembangkan (pemecahan atas sertifikat induk) menjadi shgb ataupun shm atas kavling yang dipilih tersebut tidak dalam permasalahan.

4. Perhatikan master plan dan pengembangan perumahan murah.

5. Cari informasi mengenai keamanan, sistem drainase/saluran air yang baik, pembuangan sampah, potensi banjir, potensi akses jalan utama dan alternatif.

6. Tentukan lokasi, Dalam menentukan lokasi perumahan murah kita perlu jeli mengamati pemgembangan suatu wilayah yang berkaitan erat dengan perkembangan suatu daerah. Disamping itu harus sering melihat-lihat suatu event pameran perumahan atau rajin berjalan ke wilayah yang sedang atau akan dibangun oleh developer.

7. Lebih baik jika perumahan tersebut dilengkapi dengan area terbuka hijau yang memadai, ada sumur resapan yang standar, ada danau sebagai cadangan air di musim kemarau.

8. Gali informasi pemadam kebakaran dan kantor pos polisi.

9. Cari tahu juga hal-hal yang menyangkutan kedisiplinan warga di dalam dan sekitar perumahan.

Hal selanjutnya setelah membaca “Tips Mencari Perumahan Dengan Harga Murah” anda dapat menentukan apakah akan langsung di DP rumah yang anda pilih, Demikian tipsnya semoga bermanfaat untuk anda dalam mencari perumahan yang dapat anda jangkau sesuai kemampuan anda.

the Big Four auditors KPMG (tulisan)

KPMG adalah salah satu perusahaan jasa profesional terbesar di dunia. KPMG mempekerjakan 104.000 orang dalam partnership global menyebar di 144 negara. Pendapatan komposit dari anggota KPMG pada 2005 adalah US$15,7 milyar. KPMG memiliki tiga jalur layanan: audit, pajak, dan penasehat. KPMG adalah salah satu anggota the Big Four auditors, bersama dengan PricewaterhouseCoopers, Ernst & Young dan Deloitte.

Setiap perusahaan nasional KPMG adalah sebuah badan legal independen dan merupakan anggota dari KPMG internasional, perusahaan Swiss Verein yang bermarkas besar di Belanda. Pada awal 2005, perusahaan anggotanya di AS, KPMG LLP, dituduh oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat atas penipuan dalam memasarkan perlindungan pajak yang menyimpang dari hukum. Dalam suatu kesepakatan, KPMG LLP mengakui telah berbuat kejahatan dengan menciptakan perlindungan pajak palsu untuk menolong klien-kliennya yang kaya untuk menghindari pajak sebesar $2.5 milyar dan setuju untuk membayar hukuman denda sebesar $456 juta. KPMG LLP tidak akan menghadapi tuntutan hukum atas perbuatan kriminal ini selama ia setuju dengan syarat-syarat dalam kesepakatan dengan pemerintah.

KPMG International dipimpin oleh Michael D.V. Rake, Ketua, Mitra Senior KPMG di Britania Raya; Michael P. Wareing, CEO, Mitra KPMG di Britania Raya; John B. Harrison, Ketua-Wilayah Asia Pasifik, Mitra KPMG di RRT dan Hong Kong; Timothy P. Flynn, Ketua-Wilayah Amerika, Ketua KPMG di Amerika Serikat; Ben van der Veer, Ketua-Wilayah Eropa, Timur Tengah dan Afrika, Ketua KPMG di Belanda.
KPMG Indonesia

Di Indonesia, KPMG memiliki partner lokal yaitu KAP Siddharta & Widjaja yang dipimpin oleh Tohana Widjaja.

the Big Four auditors Ernst & Young (tulisan)

Ernst & Young (EY atau E&Y) adalah perusahaan jasa profesional yang merupakan salah satu dari the Big Four auditors, bersama dengan PricewaterhouseCoopers (PwC), Deloitte Touche Tohmatsu (Deloitte), dan KPMG.

Ernst & Young merupakan perusahaan global yang terdiri dari sejumlah perusahaan anggota. EY Global bermarkas di London, EY AS di New York, dan EY Indonesia di Jakarta.
Sejarah
Amerika Serikat dan Britania Raya

Perusahaan (persekutuan/perserikatan) ini merupakan hasil dari serangkaian merger dari perusahaan-perusahaan pendahulunya. Persekutuan tertua didirikan pada tahun 1849 di Inggris dengan nama Harding & Pullein.[1] Pada tahun itu juga, Frederick Whinney bergabung. Dia kemudian menjadi partner pada tahun 1859. Pada tahun 1894, seiring dengan bergabungnya anak-anaknya, persekutuan tersebut berganti nama menjadi Whinney, Smith & Whinney.[1]

Pada tahun 1903, perusahaan Ernst & Ernst didirikan di Cleveland oleh Alwin dan Theodore Ernst. Pada tahun 1906, Arthur Young & Company didirikan di Chicago oleh Arthur Young.[1]

Pada awal tahun 1924, perusahaan-perusahaan AS tersebut beraliansi dengan perusahaan dari Britania Raya, Young dengan Broad Paterson & Co, dan Ernst dengan Whinney, Smith & Whinney. Pada 1979, Ernst & Whinney terbentuk dan menjadi firma akuntansi keempat terbesar di dunia.[1] Pada tahun 1989, peringkat empat bergabung dengan peringkat lima, Arthur Young, sehingga tercipta Ernst & Young ("EY").[2]
Indonesia

Di Indonesia, EY berafiliasi dengan Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja (PSS). Klien utama Ernst & Young antara lain Pertamina, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), PT Krakatau Steel & Group, Coca Cola Bottling Indonesia & Indosat
Struktur global

Setiap negara anggota EY dikelola sebagai bagian dari salah satu dari lima wilayah:

* Eropa, Timur Tengah, India & Afrika (EMEIA)
* Amerika
* Timur Jauh
* Oseania
* Jepang

Setiap wilayah memiliki sebuah tim manajemen tunggal, dipimpin oleh seorang Area Managing Partner yang duduk dalam Dewan Eksekutif Global (Global Executive Board). Seluruh wilayah mengintegrasikan model bisnis mereka.
Lini jasa dan pertumbuhan

EY memiliki empat lini jasa utama:

* Assurance, yaitu audit keuangan (assurance pokok) yang menyumbangkan 54% dari total pendapatan pada 2007.
* Tax, meliputi Business Tax Compliance, Human Capital, Indirect Tax, International Tax Services, Tax Accounting & Risk Advisory Services, dan Transaction Tax, dengan kontribusi pendapatan pada 2007 sebesar 22%.
* Transactions meliputi due diligence komersial, keuangan, real estat, dan pajak, merger & akuisisi, penilaian & pemodelan bisnis, restrukturisasi korporasi, dan jasa integrasi. Dikenal sebagai Transaction Advisory Services (TAS).
* Advisory, meliputi Technology and Security Risk Services (TSRS), Fraud Investigation and Dispute Services (FIDS), dan Business Risk Services (BRS). Sebelumnya lini jasa ini disatukan dengan Assurance dalam Assurance and Advisory Business Services (AABS). Lini jasa ini menyumbangkan 12% pendapatan pada 2007.

Bisnis jasa konsultasi EY berkembang sangat pesat selama tahun 1980-an dan 1990-an. Oleh karenanya U.S. Securities and Exchange Commission (Bapepam Amerika Serikat) dan anggota komunitas investasi sangat mengkhawatirkan kemungkinan terjadinya konflik kepentingan antara jasa konsultasi dan audit. Namun demikian, EY adalah yang pertama dari the Big Four auditors yang kemudian secara resmi melakukan pemisahan secara penuh atas kegiatan bisnis sistem integrasi dan praktek auditnya.
Klien audit global besar

Ernst & Young adalah auditor dari banyak perusahaan utama di Fortune 1000 seperti AOL Time Warner, Wal-Mart, Amazon.com, 3M, Oracle, McDonald’s, Google, Intel, Hewlett-Packard, Coca-Cola, dan Verizon.

the Big Four auditors Deloitte Touche Tohmatsu (tulisan)

Deloitte Touche Tohmatsu (juga terkenal dengan merek Deloitte) adalah urutan kedua terbesar di dunia dalam bidang jasa profesional setelah PricewaterhouseCoopers dan merupakan anggota dari the Big Four auditors, sebuah kelompok kantor akuntan internasional terbesar di dunia. Dalam tahun 2004, dengan 16,4 miliar dolar Amerika Serikat, mereka merupakan yang terbesar di antara the Big Four auditors dalam hal penghasilan. Sebagai tambahan dari jasa akuntansi, Deloitte adalah satu dari kantor penasehat bisnis yang terbesar di dunia yang menawarkan jasa manajemen strategik dan operasional pada perusahaan-perusahaan dalam Fortune 500.

Sebelumnya, kantor ini dikenal dengan nama Deloitte & Touche yang terbentuk karena bergabungnya Touche Ross dan Deloitte Haskins & Sells (di luar Kerajaan Inggris) pada tahun 1990. Dalam tahun 1993, kantor internasional mengubah namanya menjadi Deloitte Touche Tohmatsu, nama yang ketiga berasal dari kantor Tohmatsu & Co, yang bergabung dengan Touche Ross dalam tahun 1975. Nama kantor ini merupakan gabungan nama William Welch Deloitte, George Touche, dan Panglima Nobuzo Tohmatsu. Nama Deloitte adalah nama tertua yang terus-menerus digunakan dalam profesi akuntansi. Deloitte Touche Tohmatsu berbentuk hukum Swiss Verein, suatu organisasi keanggotaan berdasarkan Undang-undang Sipil Swiss (Swiss Civil Code) dimana setiap anggotanya merupakan badan hukum tersendiri dan independen. Kantor pusat globalnya berkedudukan di Manhattan, New York.

Menurut website-nya, sampai tahun 2004, Deloitte mempekerjakan 115.000 profesional pada hampir 150 negara, menawarkan jasa audit, perpajakan, konsultansi dan penasehat keuangan kepada lebih dari separuh jumlah perusahaan terbesar di dunia.

Deloitte di Indonesia di wakili oleh Osman Bing Satrio dan Rekan, juga didukung oleh PT. Deloitte Konsultan Indonesia dan Deloitte Tax Service.

the Big Four auditors (PricewaterhouseCoopers)

PricewaterhouseCoopers (PwC) adalah kantor jasa professional terbesar di dunia saat ini. Kantor ini dibentuk pada tahun 1998 dari penggabungan usaha antara Price Waterhouse dan Coopers & Lybrand. PwC adalah yang terbesar di antara the Big Four auditors, yang lainnya adalah Deloitte, Ernst & Young dan KPMG.

Penghasilan gabungan PricewaterhouseCoopers di seluruh dunia mencapai 20.3 miliar dolar Amerika Serikat untuk tahun fiskal 2005, dan mempekerjakan lebih dari 130.000 profesional di 148 negara.

Di Amerika Serikat kantor ini beroperasi dengan nama PricewaterhouseCoopers LLP yang merupakan perusahaan swasta terbesar keenam.

Sejarah

Kantor ini dibentuk dengan adanya penggabungan usaha dari dua kantor besar yaitu Price Waterhouse dan Coopers & Lybrand. Kedua kantor ini memiliki sejarah panjang sejak abad ke-19.
Price Waterhouse

Samuel Price, seorang akuntan, mulai praktek di London pada tahun 1849. Dalam tahun 1865 Price membuat persekutuan dengan William Holyland dan Edwin Waterhouse. Sejak tahun 1874 kantor ini kemudian dikenal dengan nama Price, Waterhouse & Co. Holyland akhirnya meninggalkan persekutuan itu dan kemudian huruf '& Co' dan koma dihilangkan dari nama kantor tersebut. Di akhir tahun 1800-an, Price Waterhouse mendapat pengakuan sebagai suatu kantor akuntan publik tepercaya. Dengan berkembangnya perdagangan antara Britania Raya dan Amerika Serikat, Price Waterhouse kemudian membuka kantornya di New York dalam tahun 1890, yang kemudian kantor di Amerika ini berkembang dengan sangat pesatnya. Kantor asalnya di Inggris juga membuka banyak kantor di negara-negara Persemakmuran Inggris. Setiap kali mendirikan persekutuan terpisah di setiap negara, setiap sekutu yang diberikan insentif yang baik untuk meluaskan praktek lokalnya. Jadi kegiatan PW di seluruh dunia merupakan suatu gabungan kantor-kantor lokal yang berkembang secara alamiah dibandingkan dengan merupakan hasil dari penggabungan usaha internasional.
Coopers & Lybrand

Seperti PW, Coopers & Lybrand juga didirikan dalam abad kesembilanbelas. Dalam tahun 1854 William Cooper mulai berpraktek di London, yang tujuh tahun kemudian berganti nama menjadi Cooper Brothers saat ketiga saudaranya bergabung. Di Amerika Serikat dalam tahun 1898 Robert H. Montgomery, William M. Lybrand, Adam A. Ross Jr. dan kakaknya T. Edward Ross mendirikan Lybrand, Ross Brothers and Montgomery. Coopers & Lybrand merupakan hasil penggabungan antara Cooper Brothers & Co; Lybrand, Ross Bros & Montgomery dan sebuah kantor dari Kanada McDonald, Currie and Co. dalam tahun 1957. Dalam tahun 1990 Coopers & Lybrand bergabung dengan Deloitte Haskins & Sells di Britania Raya, namun sebagian dari Deloitte bergabung dengan Touche Ross dan membentuk Deloitte Touche Tohmatsu.

Untuk menambah pembentukan kantor di berbagai ibukota utama dunia, seringkali PW atau Cooper menggabungkan diri dengan kantor akuntan lokal. Dengan cara ini terbentuklah kantor-kantor di tiap negara dan menggelembungkan jumlah kantornya agar bisa menawarkan jasanya dimanapun mereka berada. Pertumbuhan juga dirasakan dengan bertambahnya kebutuhan audit khususnya setelah Depresi Hebat dalam tahun 1920-an dan 1930-an dan juga dengan bertambah kompleksnya perpajakan.

Sebagai kelanjutan usahanya dalam memperoleh skala ekonomis, PW dan Arthur Andersen pernah membicarakan suatu penggabungan dalam tahun 1989, namun akhirnya negosiasi ini gagal terutama karena adanya konflik kepentingan contohnya keterkaitan bisnis Andersen dengan IBM padahal PW mengaudit IBM. Dalam tahun 1998 Price Waterhouse dan Coopers & Lybrand bergabung dan membentuk PricewaterhouseCoopers. Tahun berikutnya, pembicaraan untuk menggabungkan PwC dengan Grant Thornton gagal. Oleh karena berkurangnya jumlah kantor-kantor besar, sepertinya otoritas pengatur kompetisi akan sulit meluluskan ijin penggabungan usaha.
Struktur dan jenis jasa

Bentuk hukum suatu persekutuan sangat berbeda dengan suatu perusahaan dan sebenarnya secara global kantor ini merupakan gabungan dari kantor-kantor anggota yang mempunyai otonomi sendiri dalam masing-masing jurisdiksi negaranya masing-masing. Rekan senior dari kantor-kantor anggota duduk dalam suatu jajaran direksi yang merupakan payung organisasi yang dinamakan PricewaterhouseCoopers International Limited, suatu perusahaan yang di Britania Raya yang melakukan koordinasi. Saat ini, secara global dipimpin oleh Samuel A. DiPiazza Jr, (52 tahun), seorang rekan ex-Coopers & Lybrand.

PricewaterhouseCoopers memberikan bidang jasa di banyak negara di antaranya:

* Audit dan Atestasi,
* Perpajakan, (perencanaan dan kepatuhan terhadap peraturan perpajakan)
* Konsultansi, termasuk pemantapan kinerja, transaksi dan penggabungan usaha serta akuisisi, dan manajemen krisis dalam berbagai area spesialisasi seperti jasa konsultansi akuntansi dan aktuarial

Daftar klien

Sekitar 82% dari penghasilan tahunan PwC disumbang oleh Eropa dan Amerika Utara, Eropa sendiri mencatat sebesar 45%. Jasa yang paling dominan adalah Audit dan Atestasi, yang menyumbang lebih dari 50% pendapatan PwC.

Pada Maret 2005, klien audit PricewaterhouseCoopers termasuk empat dari sepuluh perusahaan publik terbesar di Amerika Serikat (ExxonMobil, Ford Motor Company, ChevronTexaco dan IBM). PwC juga mengaudit empat dari sepuluh perusahaan terbesar di Britania Raya (GlaxoSmithKline, Royal Dutch Shell, Barclays dan Lloyds TSB).

Klien besar PwC lain di antaranya American International Group, Freddie Mac, Bank of America, JP Morgan Chase, Tesco, Unilever, dan Academy of Motion Picture Arts and Sciences, yang melakukan tabulasi pemungutan suara untuk Academy Awards.

mw tau tentang akuntansi? (tulisan)

Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah. Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara luas, akuntansi juga dikenal sebagai "bahasa bisnis".[1] Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham, kreditur, atau pemilik. Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal dengan istilah pembukuan. Akuntansi keuangan adalah suatu cabang dari akuntansi dimana informasi keuangan pada suatu bisnis dicatat, diklasifikasi, diringkas, diinterpretasikan, dan dikomunikasikan. Auditing, satu disiplin ilmu yang terkait tapi tetap terpisah dari akuntansi, adalah suatu proses dimana pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan suatu organisasi untuk memberikan suatu pendapat atau opini - yang masuk akal tapi tak dijamin sepenuhnya - mengenai kewajaran dan kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.

Akuntansi modern

Jantung akuntansi keuangan modern ada pada sistem pembukuan berpasangan. Sistem ini melibatkan pembuatan paling tidak dua masukan untuk setiap transaksi: satu debit pada suatu rekening, dan satu kredit terkait pada rekening lain. Jumlah keseluruhan debit harus selalu sama dengan jumlah keseluruhan kredit. Cara ini akan memudahkan pemeriksaan jika terjadi kesalahan. Cara ini diketahui pertama kali digunakan pada abad pertengahan di Eropa, walaupun ada pula yang berpendapat bahwa cara ini sudah digunakan sejak zaman Yunani kuno.

Kritik mengatakan bahwa standar praktik akuntansi tidak banyak berubah dari dulu. Reformasi akuntansi dalam berbagai bentuk selalu terjadi pada tiap generasi untuk mempertahankan relevansi pembukuan dengan aset kapital atau kapasitas produksi. Walaupun demikian, hal ini tidak mengubah prinsip-prinsip dasar akuntansi, yang memang diharapkan tidak bergantung pada pengaruh ekonomi seperti itu.
Sejarah
Lukisan Luca Pacioli

Akuntansi sebagai suatu seni yang mendasarkan pada logika matematik - sekarang dikenal sebagai “pembukuan berpasangan” (double-entry bookkeeping) - sudah dipahami di Italia sejak tahun 1495 pada saat Luca Pacioli (1445 - 1517), yang juga dikenal sebagai Friar (Romo) Luca dal Borgo, mempublikasikan bukunya tentang “pembukuan” di Venice. Buku berbahasa Inggris pertama diketahui dipublikasikan di London oleh John Gouge atau Gough pada tahun 1543.

Sebuah buku ringkas menampilkan instruksi akuntansi juga diterbitkan di tahun 1588 oleh John Mellis dari Southwark, yang termuat perkataanya, "I am but the renuer and reviver of an ancient old copie printed here in London the 14 of August 1543: collected, published, made, and set forth by one Hugh Oldcastle, Scholemaster, who, as appeareth by his treatise, then taught Arithmetics, and this booke in Saint Ollaves parish in Marko Lane." John Mellis merujuk pada fakta bahwa prinsip akuntansi yang dia jelaskan (yang merupakan sistem sederhana dari masukan ganda/double entry) adalah "after the forme of Venice".

Pada awal abad ke 18, jasa dari akuntan yang berpusat di London telah digunakan selama suatu penyelidikan seorang direktur South Sea Company, yang tengah memperdagangkan bursa perusahaan tersebut. Selama penyelidikan ini, akuntan menguji sedikitnya dua buku perusahaan para. Laporannya diuraikan dalam buku Sawbridge and Company, oleh Charles Snell, Writing Master and Accountant in Foster Lane, London. Amerika Serikat berhutang konsep tujuan Akuntan Publik terdaftar pada Inggris yang telah memiiki Chartered Accountant di abad ke 19.
Laporan akuntansi

Akuntansi disebut sebagai bahasa bisnis karena merupakan suatu alat untuk menyampaikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang memerlukannya. Semakin baik kita mengerti bahasa tersebut, maka semakin baik pula keputusan kita, dan semakin baik kita didalam mengelola keuangan. [2] Untuk menyampaikan informasi-informasi tersebut, maka digunakanlah laporan akuntansi atau yang dikenal sebagai laporan keuangan. Laporan keuangan suatu perusahaan biasanya terdiri atas empat jenis laporan, yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas.[3]

* Neraca, adalah daftar yang sistematis dari aktiva, utang dan modal pada tanggal tertentu, yang biasanya dibuat pada akhir tahun. Disebut sebagai daftar yang sistematis, karena neraca disusun berdasarkan urutan tertentu. Dalam neraca dapat diketahui berapa jumlah kekayaan perusahaan, kemampuan perusahaan membayar kewajiban serta kemampuan perusahaan memperoleh tambahan pinjaman dari pihak luar. Selain itu juga dapat diperoleh informasi tentang jumlah utang perusahaan kepada kreditur dan jumlah investasi pemilik yang ada didalam perusahaan tersebut.
* Laporan laba rugi, adalah ikhtisar mengenai pendapatan dan beban suatu perusahaan untuk periode tertentu, sehingga dapat diketahu laba yang diperoleh dan rugi yang dialami.
* Laporan perubahan modal, adalah laporan yang menunjukkan perubahan modal untuk periode tertentu, mungkin satu bulan atau satu tahun. Melalui laporan perubahan modal dapat diketahui sebab-sebab perubahan modal selama periode tertentu.
* Laporan arus kas, dengan adanya laporan ini pemakai laporan keuangan dapat mengevaluasi perubahan aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan perusahaan didalam menghasilkan kas dimasa mendatang.

berita tentang etika profesi akuntansi (tulisan)

Tuntutan, Tantangan dan Peluang Kerja Profesi Akuntansi

Lembaga Pengembangan dan Aplikasi Pengetahuan (LPAP) Widyatama bekerjasama dengan Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi ( SeMA FE) UTAMA mengadakan acara Talk show yang terselenggara pada 8 Maret 2008 lalu. Mendatangkan pembicara : Sjafrudin Mosii, S.E.,M.M. (BPK RI), Heliantono, Ak. (Institut Akuntan Publik Indonesia), Tan Ming Kuang, S.E., M.Si., Ak. (Ikatan Akuntan Indonesia Jabar), dan didukung sebagai Moderator Bambang Budi Tresno, S.E., BAP. (Owner KAP Bambang Budi Tresno). Acara yang bertajuk “Tuntutan, Tantangan dan Peluang Kerja Profesi Akuntansi” ini menyerap peserta hingga 246 peserta.

Talk show ini sangat menarik untuk disimak oleh kalangan mahasiswa. Banyak memberikan masukan yang positif dalam menghadapi tuntutan, tantangan dan peluang kerja khususnya untuk mahasiswa Fakultas Ekonomi yang berencana melanjutkan jenjang pendidikan Profesi akuntansi serta memupuk mental para lulusan akuntasi dan profesi akuntasi untuk dapat memiliki rasa : memelihara integritas, komitmen, dan kompetensi anggota dalam pengembangan manajemen bisnis dan publik yang berorientasi pada etika, tanggungjawab, & lingkungan hidup, mengembangkan pengetahuan praktik bisnis, keuangan, atestasi, non-atestasi, dan akuntansi bagi masyarakat, dan berpartisipasi aktif di dalam mewujudkan good governance melalui upaya organisasi yang sah dan dalam perspektif nasional & internasional. Pada talk show kali ini, para peserta mendapatkan gambaran tentang apa yang harus dipersiapkan untuk menhadapi persaingan antar teman, antar kampus sampai dengan antar Negara. Sementara itu rangkaian acara yang tak kalah menariknya berupa segmen tanya jawab dimana panitia memberikan beberapa hadiah kepada para peserta yang terlibat sesi tanya tawab. Hadiah tersebut merupakan sumbangan dari Ketua Badan Pengurus Yayasan Widyatama Prof. Dr. Hj. Koesbandijah. AK.,M.S.,Ak. Dan Pembina Yayasan Widyatama Toto Ontowiryo, Drs.,MBA. Acara ini ditutup dengan pemberian cidera mata dan plakat oleh LPAP kepada para pembicara dan sesi foto bersama.

jurnal penulisan ilmiah nina untari

PERANAN AUDIT OPERASIONAL ATAS SISTEM PENJUALAN PADA PD. KALIBATA DALAM RANGKA MENINGKATKAN EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS

Disusun oleh

Nama : Nina Untari
NPM : 20207786
Jurusan : Ekonomi Akuntansi
Pembimbing : Supiningtyas Purwaningrum, SE.,MM

ABSTRAK

Nina Untari.20207786
Peranan Audit Operasinal Atas Sistem Penjualan Pada PD. Kalibata Dalam Rangka Meningkatkan Efisiensi dan Efektifitas Periode Tahun 2010
PI. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Unniversitas Gunadarma, 2010
Kata Kunci : Audit Operasional, Sistem Penjualan, Flow Chart
(v +51)

Tujuan penulisan ilmiah ini untuk mengetahui pelaksanaan audit operasional pada system penjualan, menilai sejauh mana pengaruh audit operasional dalam mengidentifikasi kelemahan-kelemahan intern dan mengetahui bagaimana peranan laporan audit operasional terhadap kebijakan manajemen dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi penjualan.
Adapun metode penelitian yang digunakan adalah dengan cara study lapangan yaitu dengan melakukan observasi dan wawancara dengan membuat daftar koesioner yang dimuat dalam lampiran kepada pihak yang terkait PD. Kalibata yang berlokasi di JL. Raya Bogor KM, 29 Kel. Tugu Palsigunung RT. 01/RW. 04 Cimanggis. Dan dalam study kepustakaan penulis mengambil dari dokumen-dokumen perusahaan dan buku-buku referensi yang berhubungan dengan ilmiah.
Dalam audit operasional terdiri dari tiga jenis audit yaitu audit fungsional, audit organisasi dan audit penugasan khusus. Audit operasional bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efktifitas perusahaan.
Untuk itu hasil pelaksanaan audit operasional atas fungsi penjualan pada PD. Kalibata telah sesuai dengan prosedur dan kebijakan manajemen dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi penjualan.
Setelah melaksanakan audit operasional pada PD. Kalibata terdapat struktur organisasi yang belum berubah untuk mengikuti kondisi yang berubah sehingga pengarahan strategi perusahaan tidak jelas, dokumen yang hilang sehingga ada beberapa transaksi yang belum di jurnal dan memakan waktu untuk sampai ke bagian akuntansi, dan tidak melakukan pengecekan terhadap barang yang ingin dikirim pada bagian gudang sehingga adanya keluhan dari pelanggan berkaitan dengan masalah tersebut.
Berdasarkan pengaruh yang di dapat pada PD. Kalibata, pentingnya pelaksanaan audit operasional dalam sistem penjualan yaitu untuk mempertahankan prestasi atau menanggualangi kelemahan yang ada dalam upaya mencapai efektifitas penjualan, untuk meningkatkan volume penjualan, untuk mengurangi keluhan pelanggan dari prosedur penjualan, untuk meningkatkan strategi yang ditetapkan oleh perusahaan, untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

PENDAHULUAN

Latar Belekang Masalah
Memasuki perdagangan bebas, persaingan dunia usaha demikian ketat. Hal tersebut merupakan tantangan bagi Indonesia yang sedang mangalami keterpurukan di segala bidang khususnya di bidang ekonomi, saat ini Indonesia terus berjuang untuk terus memperbaiki keadaan ekonomi tersebut. Masalah yang timbul antara lain adalah bertambahnya jumlah penganguran karena lapangan pekerjaan yang semakin terbatas. Terbatasnya lapangan pekerjaan ini disebabkan antara lain karena perusahaan-perusahaan yang kurang dapat bertahan menghadapi kenaikan harga dan persaingan bisnis yang semakin ketat. Pembangunan ekonomi harus terus dilakukan dan mendapat perhatian utama karena mempunyai pengaruh besar dalam usaha mempertahankan stabilitas perekonomian di Indonesia.
Salah satu sector yang diharapkan oleh pemerintah untuk menompang kemajuan ekonomi adalah sector perdagangan. Hal ini diperlukan dalam rangka mempersiapkan diri menuju era perdagangan bebas dunia usaha. Saat ini semakin banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan disebabkan bidang perdagangan cukup memberikan prospek yang baik walaupun banyan dari mereka yang gagal dalam melaksanakan kegiatan operasinya.
Banyak yang berpendapat bahwa kegagalan tersebut disababkan oleh keadaan ekonomi yang belum stabil, persainngan yang semakin ketat dan perkembangan teknologi yang sangat pesat, padahal sebagian besar kegagalan tersebut disebabkan perusahaan tidak mengetahui bagaimana cara untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain ditambah perusahaan tersebut tidak mengikuti perkembangan perdagangan dunia yang terjadi.

Keberhasilan suatu perusahaan dalam mendapatkan keuntungan yang maksimal tidak terlepas dari adanya pengendalian yang efektif atas semua kegiatan yang ada dalam perusahaan, sebab itu perusahaan harus berusaha untuk menghindari adanya pemborosan dalam hal-hal yang dapat membawa kerugian bagi perusahaan.
Audit operasional sebagai bagian dari fungsi pengendalian merupakan suatu alat bagi manajemen untuk mengukur dan mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan. Manajemen harus memperhatikan segala aspek dalam perusahaan terutama unsur-unsur yang dapat mempengaruhi penetapan laba rugi perasahaan. Salah satu elemen penting yang dapat mempengaruhi penetapan laba rugi perusahaan adalah penjualan, karena dengan adanya kegiatan penjualan memungkinkan tercipanya pendapatan yang selanjutnya setelah dikurangi dengan berbagai biaya operasi akan menciptakan laba dalam jangka panjang berguna unuk menjamin kontinuitas perusahaan atau rugi yang dalam jangka waktu tertentu dapat membuat perusahaan tidak dapat lagi melanjutkan usahanya.
Maka dengan adanya masalah tersebut, penulis terdorong untuk melakukan penulisan ilmiah yang berkaitan dengan audit operasional dan mengambil judul :
“Pengaruh Audit Operasinal Atas Aktivitas Penjualan Pada PD. KALIBATA Dalam Rangka Meningkatkan Efisiensi dan Efektifitas Periode Tahun 2010”.

Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang penulis paparkan di atas maka penulis mencoba menguraikan pokok permasalahan sebagai berikut :
1) Bagaimana proses atau tahapan pelaksanaan audit operasional pada Perusahaan Dagang KALIBATA ?


Batasan Masalah
Mengingat terlalu luasnya pembahasan mengenai audit operasional, maka dalam penulisan ini hanya dibatasi pada audit operasional hanya pada system pengendalian intern atas aktivitas fungsi penjualan.

Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang dirumuskan, maka tujuan diadakannya penelitian adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui proses atau tahapan pelaksanaan audit operasional pada PD. KALIBATA.

Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Dapat memberikan suatu masukan dan pertimbangan yang dapat digunakan untuk meningkatkan pelayanan pada penjualan.
2. Agar berguna bagi masyarakat luas pengetahuan tentang penjualan.
3. Bagi penulis adalah untuk menambah kepustakaan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang audit yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan di Universitas Gunadarma dan dapat diterapkan di dunia kerja dengan terjun langsung kelapangan.
4. Untuk pembaca adalah sebagai dasar pembanding bagi pembaca yang akan mengadakan penelitian sejenis.

Metode Penelitian
Untuk memudahkan penulis dalam mengumpulkan data dan untuk menyusun penulisan ilmiah ini penulis menggunakan metode :

1. Objek Kajian Penelitian
Objek kajian penelitian adalah objek kajian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (suharmisi arikunto,2000:99). Adapun objek penelitian yang dikaji penulis adalah analisis audit operasional atas aktifitas penjualan dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas yaitu pada :
PD. KALIBATA tepatnya di JL. Raya Bogor KM, 29 Kel. Tugu Palsigunung RT. 01/RW. 04 Cimanggis.

2. Data / Variabel
Dalam penelitian ilmiah ini jenis data variabel yang digunakan yaitu:
a) Data Primer
Data ini bersumber dari objek penelitian terhadap perusahaan yang di teliti dengan melakukan survey langsung dan juga interview langsung pada PD. KALIBATA
b) Data Sekunder
Data ini diperoleh dengan cara mengumpulkan data yang telah diolah oleh pihak perusahaan berupa dokumen-dokumen yang berkaitan dengan audit operasional pada penjualan.

3. Metode Pengumpulan Data
Untuk memudahkan penulis dalam mengumpulkan data dan untuk menyusun penulisan ilmiah ini penulis menggunakan metode :

A. Penelitian Lapangan (Field Research)
Riset ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara langsung pada perusahaan melalui :
a. Dokumentasi
Yaitu mencari data kepada perusahaan secara langsung mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, laporan, agenda dan sebagainya.
b. Interview
Yaitu pengumpulan data dengan wawancara atau tanya jawab langsung pada perusahaan serta bagian-bagian yang terkait dengan tema penulisan. Interview ini digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh.
c. Observasi
Yaitu pengamatan lansung suatu objek yang akan diteliti dalam waktu singkat dan bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai objek penelitian.

B. Metode Pustaka
Dilakukan dengan cara mencari dan membaca sumber-sumber pustaka atau literature-literature yang ada hubungannya dengan materi penulisan. Metode ini sebagai pelengkap dalam penulisan dari penelitian lapangan yang dilakukan sebelumnya.

4 Alat Analisis
Alat analisis yang digunakan penulis dalam penelitian ilmiah ini yaitu:
a) Koesioner adalah pertanyaan tertulis yang disampaikan kepada perusahaan yang bersangkutan
b) Flowchart (Bagan Alir Dokumen / Document Flowchart)

LANDASAN TEORI

Audit
Audit merupakan bagian dari pengawasan. Pengawasan dapat dilakukan dari jauh ataupun dekat. Pengawasan yang dilakukan dari dekat dengan berhubungan langsung pada objek yang diawasi di sebut audit, sedangkan pengawasan itu sendiri bagian dari pengendalian.

Jenis-jenis audit
Menurut Arens dan Loebbcke (2000,11-13) ada tiga jenis audit yaitu:
1. Financial Statement Audit
2. Compliance Audit
3. Operational Audit

2.2 Audit operasional
Audit operasional merupakan hasil perkembangan dari pemeriksaan intern yang memperluas ruang lingkup aktivitasnya keseluruh bidang atau lingkup operasi perusahaan, tidak selalu pada fungsi akuntansinya saja. Banyak istilah yang digunakan dalam audit operasional, menurut Sukrisno Agoes (1996:173) manajemen audit disebut juga operasional audit, functional audit, system audit. Pada dasarnya istilah-istilah di atas memiliki makna yang sama dengan audit operasional.

2.2.2 Tujuan dan Ruang Lingkup Audit Operasional
Adapun tujuan audit operasional sukirno agoes (1996:173) adalah sebagai berikut:
1. Untuk menilai kinerja (performance) dari manajemen dan berbagai fungsi dalam perusahaan.
2. Untuk menilai apakah berbagai sumber daya (manusia, mesin, dana, harta dan lainya) yang memiliki perusahaan telah digunakan secara efisiensi dan ekonomis.
3. Untuk menilai efektivitas perusahaan dalam mencapai tujuan (objektiv) yang telah ditetapkan oleh top manajemen.
4. Untuk dapat memberikan rekomendasi kepada top manajemen untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam penerapan struktur pengendalian intern perusahaan, dan prosedur operasional perusahaan, dalam rangka meningkatkan efisiensi, keekonomian dan efektifitas dari kegiatan operasi perusahaan.

Jenis-jenis Audit Operasional
a. Audit Fungsional
b. Audit Organisasional
c. Audit Penugasan Khusus

PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis serta didukung dengan data yang diperoleh dari hasil penelitian, terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan yaitu :
1. Sistem dan prosedur yang diterapkan oleh pimpinan telah menjadi pedoman terhadap pelaksanaan aktivitas perusahaan, maka sistem dan prosedur pada PD. Kalibata dapat dikatakan efektif.
2. Dalam melaksanakan audit operasional yang telah dilakukan oleh penulis, maka penulis menyimpulkan bahwa:
a. Adanya perubahan sistem operasional dan tugas-tugas pada bagian tertentu akan tetapi belum ada perubahan struktur organisasi yang baru.
b. Dalam proses penyimpanan / pengarsipan dokumen transaksi diletakkan pada rak terbuka dan tidak tertata rapi pada tempatnya sehingga terdapat dokumen yang hilang karena dokumen tersebut terlepas pada tempatnya.
c. Adanya kerusakan barang yang dapat menimbulkan masalah mengenai keluhan dari pelanggan.
3. Berdasarkan pengaruh yang didapat pada PD. Kalibata, pentingnya audit operasional dalam sistem penjualan adalah :
a. Untuk mempertahankan prestasi atau menanggualangi kelemahan yang ada dalam upaya mencapai efektifitas penjualan.
b. Untuk meningkatkan volume penjualan.
c. Untuk mengurangi keluhan pelanggan dari prosedur penjualan.
d. Untuk meningkatkan strategi yang ditetapkan oleh perusahaan.
e. Untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

Saran
Setelah dilakukan penelitian dan pembahasan serta berdasarkan kesimpulan, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Perlu adanya pemeriksaan intern pada fungsi-fungsi yang di atur menurut kebijakan manajemen dan direksi dengan memeriksa dan menilai kegiatan-kegiatan perusahaan.
2. Dokumen transaksi diserahkan dalam tumpukan. Setiap tumpukan terdiri dari 50 lembar dokumen dengan Batch Control Total Sheet (BCTS) di atasnya. BCTS berisi jumlah lembar dokumen dan jumlah transaksi yang ada dalam tumpukan tersebut.
3. Melakukan pengecekan barang kembali yang dilakukan pada bagian pengiriman barang sebelum barang dikirim.
4. Meningkatkan sarana dan prasarana perusahaan yang lebih baik lagi sehingga dapat bersaing dengan perusahaan lain.
5. Mengoptimalkan cara kerja dan kapasitas kerja dalam perusahaan dengan menghemat biaya-biaya.

jurnal csr

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
DENGAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN
GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

NI WAYAN YUNIASIH
MADE GEDE WIRAKUSUMA
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana

ABSTRACT
Researches on the influence of financial performance on corporate value
have been widely conducted, however results inconsistency occurred. Financial
performance, which in this case is assessed by Return on Assets (ROA), have a
positive effect on corporate value, however there are also some findings that ROA
have a negative effect. Researchers predicted that there are other influencing
factors. This condition drives researchers to use corporate social responsibility
(CSR) and good corporate governance (GCG) as moderating variables. This
research aims to test the influence of financial performance on corporate value by
considering the two moderating variables.
This research uses 27 manufacturing firms listed on the Jakarta Stock
Exchange during 2005 - 2006 as samples with 54 observation Hypothesis is
tested using moderated regression analysis to find out the interactive influence of
the moderating variables. The corporate value measured using Tobin's Q, while
disclosure of CSR and GCG are measured with CSR Index and managerial
ownerships, respectively..
Results indicate that (1) ROA has a positive effect on corporate value, (2)
the disclosure of CSR is able to moderate relation of ROA and corporate value,
but managerial ownerships are unable to moderate the link. This is possible
because managerial ownerships in Indonesia is still very small and companies
tend to be family-owned.
Keywords: financial performance, corporate value, CSR disclosure, good
corporate governance

I. PENDAHULUAN
Penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai
perusahaan telah dilakukan. Penelitian menemukan bahwa struktur risiko
keuangan dan perataan laba berpengaruh terhadap nilai perusahaan (Suranta
dan Pratana, 2004; Maryatini, 2006). Invesment opportunity set dan leverage
berpengaruh terhadap nilai perusahaan (Andri dan Hanung, 2007). Penelitian
mengenai pengaruh kinerja keuangan dalam hal ini return on asset (ROA)
terhadap nilai perusahaan menunjukkan hasil yang tidak konsisten.
Modigliani dan Miller dalam Ulupui (2007) menyatakan bahwa nilai
perusahaan ditentukan oleh earnings power dari aset perusahaan. Hasil positif
menunjukkan bahwa semakin tinggi earnings power semakin efisien
perputaran aset dan atau semakin tinggi profit margin yang diperoleh
perusahaan. Hal ini berdampak pada peningkatan nilai perusahaan. Penelitian
yang dilakukan oleh Ulupui (2007) menemukan hasil bahwa ROA berpengaruh
positif signifikan terhadap return saham satu periode ke depan. Oleh karena
itu, ROA merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Makaryawati (2002), Carlson dan Bathala (1997) dalam Suranta
dan Pratana (2004) juga menemukan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan. Namun, hasil yang berbeda diperoleh oleh Suranta dan
Pratana (2004) serta Kaaro (2002) dalam Suranta dan Pratana (2004) dalam
penelitiannya menemukan bahwa ROA justru berpengaruh negatif terhadap
nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan adanya faktor lain yang turut
mempengaruhi hubungan ROA dengan nilai perusahaan. Oleh karena itu,
peneliti memasukkan pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dan
Good Corporate Governance (GCG) sebagai variabel moderasi yang diduga ikut
memperkuat atau memperlemah pengaruh tersebut.
Beberapa tahun terakhir banyak perusahaan semakin menyadari
pentingnya menerapkan program Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai
bagian dari strategi bisnisnya. Penelitian Basamalah dan Jermias (2005)
menunjukkan bahwa salah satu alasan manajemen melakukan pelaporan
sosial adalah untuk alasan strategis. Meskipun belum bersifat mandatory,
tetapi dapat dikatakan bahwa hampir semua perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta sudah mengungkapkan informasi mengenai CSR dalam
laporan tahunannya.
Dari perspektif ekonomi, perusahaan akan mengungkapkan suatu
informasi jika informasi tersebut dapat meningkatkan nilai perusahaan
(Verecchia, 1983 dalam Basamalah dan Jermias, 2005). Perusahaan akan
memperoleh legitimasi sosial dan memaksimalkan kekuatan keuangannya
dalam jangka panjang melalui penerapan CSR (Kiroyan, 2006).
Selain pengungkapan CSR peneliti juga menggunakan good corporate
governance sebagai variabel pemoderasi. Pengelolaan perusahaan juga
mempengaruhi nilai perusahaan. Masalah corporate governace muncul karena
terjadinya pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian perusahaan.
Pemisahan ini didasarkan pada agency theory yang dalam hal ini manajemen
cenderung akan meningkatkan keuntungan pribadinya daripada tujuan
perusahaan. Selain memiliki kinerja keuangan yang baik perusahaan juga
diharapkan memiliki tata kelola yang baik. Dalam penelitian ini indikator
mekanisme corporate governance yang digunakan adalah kepemilikan
manajerial. Dalam penelitian ini semakin tinggi kepemilikan manajerial
diharapkan pihak manajemen akan berusaha semaksimal mungkin untuk
kepentingan para pemegang saham. Hal ini disebabkan oleh pihak manajemen
juga akan memperoleh keuntungan bila perusahaan memperoleh laba.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka pokok
permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Apakah kinerja
keuangan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta? (2) Apakah pengungkapan CSR mampu
memoderasi hubungan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta? (3) Apakah good corporate
governance mampu memoderasi hubungan kinerja keuangan terhadap nilai
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta?
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan
tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan
pengungkapan CSR dan good corporate governance sebagai variabel
pemoderasi. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi yang
bermanfaat bagi para pembaca khususnya investor, calon investor, dan badan
otoritas pasar modal mengenai relevansi dari pengungkapan informasi CSR
dan good corporate governance dalam laporan tahunan perusahaan dengan
nilai perusahaan dan kinerja keuangan.

II. KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Teori yang dikemukakan oleh Modigliani dan Miller menyatakan bahwa
nilai perusahaan ditentukan oleh earnings power dari aset perusahaan. Hasil
positif menunjukkan bahwa semakin tinggi earnings power semakin efisien
perputaran aset dan atau semakin tinggi profit margin yang diperoleh
perusahaan. Hal ini akan berdampak pada nilai perusahaan. Hasil penelitian
Ulupui (2007) dan Makaryawati (2002), Carlson dan Bathala (1997) dalam
Suranta dan Pratana (2004) menemukan bahwa ROA berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Suranta dan
Pratana (2004) dan Kaaro (2002) dalam Suranta dan Pratana (2004)
menemukan ROA berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan teori dan penelitian tersebut, maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
H1: Kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Hasil penelitian mengenai pengaruh ROA terhadap nilai perusahaan
yang tidak konsisten menunjukkan adanya faktor lain yang turut
menginteraksi. Hasil tersebut mendorong peneliti untuk memasukkan
pengungkapan CSR sebagai variabel pemoderasi. Teori sinyal menyatakan
bahwa perusahaan memberikan sinyal-sinyal kepada pihak luar perusahaan
dengan tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Selain informasi
keuangan yang diwajibkan, perusahaan juga melakukan pengungkapan yang
sifatnya sukarela. Stakeholder theory berpandangan bahwa perusahaan harus
melakukan pengungkapan sosial sebagai salah satu tanggung jawab kepada
para stakeholder. Penelitian ini menggunakan pengungkapan CSR sebagai
variabel pemoderasi dengan pemikiran bahwa pasar akan memberikan
apresiasi positif yang ditunjukkan dengan peningkatan harga saham
perusahaan. Peningkatan ini akan menyebabkan nilai perusahaan juga
meningkat. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis alternatif yang
diajukan adalah sebagai berikut.
H2: Pengungkapan CSR mempengaruhi hubungan kinerja keuangan dengan
nilai perusahaan.
Selain menggunakan pengungkapan CSR, peneliti juga menggunakan
GCG sebagai variabel pemoderasi. Peneliti menggunakan kepemilikan
manajerial sebagai proksi dari GCG. Ini didasarkan pada pemikiran bahwa
manajemen dengan kontrol kepemilikan besar memiliki insentif yang lebih
rendah untuk melakukan self-serving behavior yang tidak meningkatkan nilai
perusahaan dan bisa jadi memiliki lebih banyak kecenderungan untuk
menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme untuk meningkatkan kualitas
laba. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Ross et al. (1999) dalam Dwi
Yana (2007) bahwa semakin besar proporsi kepemilikan manajemen maka
manajemen cenderung berusaha lebih giat untuk kepentingan pemegang
saham untuk meningkatkan nilai perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut
maka hipotesis alternatif yang diajukan adalah sebagai berikut.
H3: Good Corporate Governance mempengaruhi hubungan kinerja keuangan
dengan nilai perusahaan.

III. METODE PENELITIAN
Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan dalam kelompok
industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2005 –
2006. Pemilihan sampel penelitian didasarkan pada metode nonprobability
sampling tepatnya metode purposive sampling.
Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel pada penelitian
ini adalah sebagai berikut. (1) Perusahaan sampel terdaftar di Bursa Efek
Jakarta tahun 2005 – 2006 dalam kelompok industri manufaktur yang
menerbitkan laporan tahunan (annual report) secara berturut-turut. (2)
Perusahaan sampel mempunyai laporan keuangan yang berakhir 31 Desember
dan menggunakan rupiah sebagai mata uang pelaporan. (3) Perusahaan
sampel melakukan pengungkapan CSR dalam laporan tahunan secara
berturut-turut selama tahun 2005 – 2006. (4) Perusahaan sampel memiliki
semua data yang diperlukan secara lengkap. Berdasarkan kriteria tersebut,
diperoleh sampel sebanyak 27 perusahaan dengan 54 pengamatan. Data
diperoleh dengan mengakses website www.idx.co.id dan Indonesian Capital
Market Directory (ICMD).

Pengukuran Variabel
1. Variabel dependen, yaitu nilai perusahaan diukur dengan Tobin’s Q.
Tobin’s Q dihitung dengan rumus:
{(CP x Jumlah Saham) + TL + I)} – CA
TA
Keterangan:
CP = Closing Price
TL = Total Liabilities
I = Inventory
CA = Current Assets
TA = Total Assets

2. Variabel independen, yaitu kinerja keuangan diukur dengan return on
assets (ROA). ROA dihitung dengan rumus laba bersih setelah pajak
dibagi total aktiva.

3. Variabel moderasi meliputi dua hal, yaitu sebagai berikut.
a. Pengungkapan CSR adalah pengungkapan informasi yang berkaitan
dengan tanggung jawab perusahaan di dalam laporan tahunan.
Instrumen pengukuran yang akan digunakan dalam penelitian ini
mengacu pada instrumen yang digunakan oleh Sembiring (2005) yang
terdiri atas 78 item pengungkapan.
b. Good Corporate Governance diproksikan dengan kepemilikan manajerial
yang diukur dengan persentase kepemilikan saham oleh manajer,
direktur, dan komisaris dibagi jumlah saham beredar.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji asumsi klasik dilakukan dengan menggunakan SPSS 11.5 for
Windows. Dari uji Kolmogorov-Smirnov diperoleh hasil tingkat signifikansi
0,495 > 0,05 berarti residual data berdistribusi normal. Uji Glejser
menunjukkan bahwa tidak ada variabel yang berpengaruh signifikan terhadap
nilai residual sehingga model regresi terbebas dari masalah
heteroskedastisitas. Nilai Durbin-Watson sebesar 1,947 terletak pada daerah
penerimaan sehingga tidak terjadi autokorelasi. Hasil uji multikolinearitas
menunjukkan bahwa tidak ada nilai tolerance < 1 dan tidak ada nilai VIF > 10
sehingga tidak terjadi multikolinearitas.

Hasil Pengujian Hipotesis 1
Hasil regresi linear sederhana menunjukkan nilai R2 sebesar 0,140 yang
berarti bahwa 14 persen variasi nilai perusahaan dijelaskan oleh ROA,
sedangkan sisanya, yaitu 86 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam model. Variabel bebas ROA memiliki t hitung sebesar
2,906 dengan tingkat signifikansi 0,005. Nilai t hitung sebesar 2,906 yang
berarti lebih besar daripada t tabel, yaitu 2,010 sehingga H0 ditolak dan H1
diterima, sedangkan tingkat signifikansinya adalah 0,005 yang berarti lebih
kecil daripada tingkat signifikansi 5% atau 0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel ROA berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil persamaan
model regresi linear tersebut menunjukkan bahwa hipotesis pertama yang
menyatakan bahwa kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan
terbukti sehingga hipotesis pertama diterima. Ini menunjukkan bahwa
semakin baik kinerja keuangan perusahaan semakin tinggi nilai perusahaan.
Hasil ini mendukung teori yang dikemukan oleh Modigliani dan Miller serta
penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2007).

Hasil Pengujian Hipotesis 2
Variabel interaksi antara ROA dan CSRI memiliki nilai t hitung sebesar
4,774 dengan tingkat signifikansi 0,000. Nilai t hitung positif dan tingkat
signifikansi yang lebih kecil daripada tingkat signifikansi ROA sebelum
dimoderasi oleh CSRI, maka variabel CSRI dinilai mampu memoderasi
hubungan antara ROA dengan Tobin’s Q. Hasil ini menunjukkan bahwa
hipotesis kedua dari penelitian ini dapat diterima. Ini berarti bahwa selain
melihat kinerja keuangan, pasar juga memberikan respons terhadap
pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan.

Hasil Pengujian Hipotesis 3
Variabel interaksi antara ROA dan CSRI memiliki nilai t hitung sebesar -
1,350 dengan tingkat signifikansi 0,183. Nilai t hitung negatif dan tingkat
signifikansi yang lebih besar daripada tingkat signifikansi ROA sebelum
dimoderasi oleh KM, maka variabel KM dinilai tidak mampu memoderasi
hubungan antara ROA dengan Tobin’s Q. Hasil ini menunjukkan bahwa
hipotesis ketiga dari penelitian ini tidak dapat diterima.
Ketidakmampuan kepemilikan manajerial memoderasi hubungan ROA
dan Tobin’s Q sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Yana (2007).
Hal ini mungkin saja terjadi karena struktur kepemilikan manajerial di
Indonesia masih sangat kecil dan didominasi oleh keluarga. Hasil ini juga
mungkin disebabkan oleh kepemilikan manajerial tidak tepat sebagai proksi
dari GCG. Hasil yang tidak signifikan menunjukkan bahwa pasar tidak
menggunakan informasi mengenai kepemilikan manajerial dalam melakukan
penilaian investasi.

V. SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan sebelumnya,
diperoleh simpulan sebagai berikut.
1. Return on asset terbukti berpengaruh positif secara statistis pada nilai
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama
tahun 2005 – 2006.
2. Pengungkapan CSR sebagai variabel pemoderasi terbukti berpengaruh
positif secara statistis pada hubungan return on asset dan nilai
perusahaan atau dengan kata lain CSRI merupakan variabel pemoderasi
dalam kaitannya dengan hubungan return on asset dan nilai
perusahaan.
3. Kepemilikan manajerial sebagai variabel pemoderasi tidak terbukti
berpengaruh terhadap hubungan return on asset dan nilai perusahaan
atau dengan kata lain kepemilikan manajerial bukan merupakan
variabel pemoderasi.
Penelitian ini hanya menggunakan 27 perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2005 – 2006 sehingga tidak dapat
digeneralisasi dan belum dapat merepresentasikan semua perusahaan yang
ada. Penelitian ini juga hanya menggunakan ROA sebagai proksi kinerja
keuangan dan kepemilikan manajerial sebagai proksi GCG. Berdasarkan
keterbatasan penelitian yang telah disebutkan maka penelitian selanjutnya
diharapkan dapat menambah jumlah sampel dan memperpanjang waktu
pengamatan sehingga penelitian dapat digeneralisasi. Selain itu, penelitian
selanjutnya dapat menggunakan proksi kinerja yang lain, misalnya ROE, PBV,
atau leverage. Proksi GCG dapat menggunakan ukuran dewan komisaris,
komisaris independen, komite audit, atau kriteria yang ditetapkan oleh FCGI.

DAFTAR PUSTAKA
Andri Rachmawati dan Hanung Triatmoko. 2007. ”Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan”. Makalah
Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi 10. Makasar, 26 – 28
Juli.
Anggraini, Fr Reni Retno. 2006. ”Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam
Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan
yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)”. Makalah Disampaikan dalam
Simposium Nasional Akuntansi Ke-9. Padang, 23 – 26 Agustus.
Badera, Dewa Nyoman. 2006. ”Pengaruh Corporate Governance terhadap
Kinerja Perusahaan dengan Budaya Korporasi sebagai Variabel
Pemoderasi (Studi Empiris di Hotel Berbintang di Bali)”. Jurnal Akuntansi
dan Bisnis. Vol. 1 No.1. Juli, 75 – 86.
Bassamalah, Anies S., dan Johnny Jermias. 2005. “Social and Environmental
Reporting and Auditing in Indonesia: Maintaining Organizational
Legitimacy?” Gadjah Mada International Journal of Business. January-
April Vol. 7 No. 1. pp: 109 – 127.
Darwin, Ali. 2006. “Akuntabilitas, Kebutuhan, Pelaporan, dan Pengungkapan
CSR bagi Perusahaan di Indonesia”. Economics, Business Accounting
Review. Edisi III. September-Desember: 83 – 95.
Dwi Yana Amalia S. Fala. 2007. “Pengaruh Konservatisme Akuntansi terhadap
Nilai Ekuitas Perusahaan Dimoderasi oleh Good Corporate Governance.”
Makalah Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi 10. Makasar,
26 – 28 Juli.
Ekawati, Erni. 2004. “Level of Growth and Accounting Profitability in Corporate
Value Creation Strategy.” Makalah Disampaikan dalam Simposium
Nasional Akuntansi VII. Bali, 2 – 3 Desember.
Forum of Corporate Governance in Indonesia. 2003. Corporate Governance:
Tantangan dan Kesempatan bagi Komunitas Bisnis Indonesia. Jakarta:
Prentice Hall.
Gozhali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gunawan, Inge. 2001. ”Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial: Kebutuhan
akan Standar Laporan Keuangan dan Jasa Jaminan Lingkungan”. Jurnal
Akuntansi & Manajemen. Edisi Agustus: 41 – 49.
Holidya Lestari. 2004. ”Pengaruh Kebijakan Utang, Kebijakan Dividen, Risiko,
dan Profitabilitas Perusahaan terhadap Set Kesempatan Investasi”
Makalah Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi VII. Bali, 2 –
3 Desember.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat.
Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua.
Yogyakarta: BPFE
Kiroyan, Noke. 2006. “Good Corporate Governance (GCG) dan Corporate Social
Responsibility (CSR) Adakah Kaitan di Antara Keduanya?” Economics
Business Accounting Review. Edisi III. September-Desember: 45 – 58.
Maryatini, Ni Wayan. 2006. “Pengaruh Struktur Modal dan Capital Expenditure
terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur dengan Growth Opportunity Tinggi
dan Growth Opportunity Rendah yang Go Public di Bursa Efek Jakarta
Periode 2000-2004”. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Pagalung, Gagaring. 2002. “Pengaruh Keunggulan dan Keterbatasan
Perusahaan terhadap Set Kesempatan Investasi (IOS)”. Makalah
Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi 5. Semarang 5 – 6
September.
Rukmiyati, Made Sri. 2006. “Pengaruh Corporate Governance, Budaya
Perusahaan, Ukuran perusahaan, dan Kesempatan Pertumbuhan
terhadap Kinerja Perusahaan pada Bank Perkreditan Rakyat di Bali”.
Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Sayekti, Yosefa, dan Ludovicus Sensi Wondabio. 2007. ”Pengaruh CSR
Disclosure terhadap Earning Response Coefficient”. Makalah Disampaikan
dalam Simposium Nasional Akuntansi ke-10. Makasar, 26 – 28 Juli.
Sembiring, Edi Rismanda. 2005. “Karakteristik Perusahaan dan
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial: Studi Empiris pada Perusahaan
yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta”. Makalah Disampaikan dalam
Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo, 15 – 16 September.
Suad Husnan dan Erni Pudjiastuti. 2002. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan
Edisi 3. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.
Sunariyah. 2003. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Ketiga.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Suranta, Eddy dan Pratana Puspita Merdistusi. 2004. “Income Smoothing,
Tobin’s Q, Agency Problems dan Kinerja Perusahaan”. Makalah
Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi VII. Bali, 2 – 3
Desember.
Suratno, Ignatius Bondan, Darsono, dan Siti Mutmainah. 2006. “Pengaruh
Environmental Performance terhadap Environmental Disclosure dan
Economic Performance (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 2001-2004)”. Makalah
Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi Ke-9. Padang, 23 – 26
Agustus 2006.
Susi. 2005. ”The Relationship Between Environmental Performance and
Financial Performance Amongst Indonesian Companies”. Makalah
Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo, 15 – 16
September.
Suwaldiman. 2006. Tujuan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta: Ekonisia.
Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan.
Yogyakarta: BPFE.
Tsoutsoura, Margarita. 2004. “Corporate Social Responsibility and Financial
Performance”. Diambil Desember, 17, 2007 dari
Http://catalogue.polytechnique.fr/files/S11-X19_Tsoutsoura.pdf.
Ulupui, I. G. K. A. 2007. ”Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage,
Aktivitas, dan Profitabilitas terhadap Return saham (Studi pada
Perusahaan Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri Barang
Konsumsi di Bursa Efek Jakarta)”. Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol. 2.
No. 1, Januari: 88 – 102.
Wirawan, Nata. 2002. Cara Mudah Memahami Statistik 2 (Statistik Inferensia).
Denpasar: Kerakas Emas.

Selasa, 04 Januari 2011

paper (tugas kelompok)

Where Were The Accountants ?
“Sam, I’m really in trouble. I’ve always wanted to be an accountant. But here I am just about to apply to the accounting firms for a job after graduation from the university, and i’am not sure i want to be an accountant after all.”
“Why, Norm? In all those accounting courses we took together , you worked super hard because you were really interested. What’s your problrm now?
“Well,I’ve been reading the business newspapers, reports, and accounting journals lately, and things just don’t add up. For instance, you know how we have always been told that accountants have expertise in measurement and disclosure, that they are supossed to prepare reports with integrity, and that they ought to root out fraud if they suspect it ? Well, it doesn’t look like they have been doing a good job .At least, they haven’t been doing what I would have expected.”
“Remember, Norm, we’re still students with a lot to learn. Maybe you are missing something. What have you been redaing abook?”
“OK,Sam, here are a few stories for you to think about :
1. In this article, “Accountants and the S & L Crisis, “Which was in Management Accounting in Februari 1993, I found the argument that the $200 million fiasco was due to the regulators and to a downturn in the real estate market, not to accounting fraud.....but i don’t buy it entirely. According to this article, rising interest rates and fixed lending rates resulted in negative cash flow at the same time as a decline in value of the real estate market reduced the value underlying S & L loan assets. As a result, the net worth of many S & Ls fell, and regulators decided to change some accounting practices to make it appear that the S & Ls fell, and regulators decided to change some accounting practices to make it appear that the S & Ls were still above the minimum capital requirements mandates to protecs depositors’s funds. Just look at this list of the seven accounting practices or problems that were cited :

- Write – off of losses on loans sold over the life of the loan rather than when the loss occurred,
- Use of goverment - issued Net Worth Certificates to be counted as S & L capital,
- Use of detals involving up front money and near – term cash flow, which would bolster current earnings at the expense of later,
- Inadequate loan loss provisions due to poor loan monitoring,
- Write-off of goodwill created on the merger of sound S & Ls with bankrupt S & Ls over a forty- year period,
- Write-ups of owned property based on appraisal values, and
- Lack of market-based reporting to reflect economic reality.
The problem, for me, is that many of these practices are not in accord with generally accepted accounting principles (GAAP) and yet the accountants went along – at least they didn’t object or improve their practices enough to change the outcome. Why not ? Where were the accountants ?
2. “I am also concerned about the expertise the accounting profession claims to have in terms of measurement and disclosure. For example, recently there have been many articles on the health costs created by smoking, yet there are no accountants involved. For instance. A may 1994 report by the center on addiction and substance abuse will cost the medicare $20 billion in inpatient hospital costs alone “ and that tobacco accounts for 80 percent of those hospitalization. Over the next twenty years, substance abuse will cost the medicare program $1 trillion. No wonder the trustees of the medicare trust fund released a report on april 21” predicting that the fund would run out of money in seven years. “ These are important issues. Why do we have to wait for economists and special interest groups to make these calculations ? Shouldn’t accountants be able to make them and lend credibility and balance in the process ? Wouldn’t society benefit ? Where were the accountants ?

3. “ What about the finding of fraud ? are auditors doing enough to prevent and catch fraudulent behavior ? I know what our professors say:
Auditors can’t be expected to cacth everything ; their job is not to search for fraud unless suspicions are aroused during other activities; and their primary task is to audit the financial statements. But aren’t the auditors just reacting to discovered problems, when they could be proactive ? Couldn’t they stress the importance of using codes of conduct and the encouragement of emloyees to bring forward their concerns over unethical acts ? Why is proactive management appropiate in some other areas, such as ironing out personnel problems, but reactive behaviour is appropriate when dealing with fraud ? Reactive behaviour will just close the barn door after the horse has been stolen. In the case of the bank of credit & commerce international (BCCI), for example, at least $1.7 billion was missing.”


“ I guess I’m having second thoughts about becoming a professional accountant. Can you help me out, Sam ? “

Question
1. What would you tell norm ?








Dimana Apakah The Akuntan?
"Sam, aku benar-benar dalam kesulitan. Aku selalu ingin menjadi seorang akuntan. Tapi di sini saya hanya akan berlaku untuk perusahaan akuntansi pekerjaan setelah lulus dari universitas, dan I'am saya tidak yakin ingin menjadi seorang akuntan setelah semua. "
"Kenapa, Norm? Dalam semua program akuntansi kami mengambil bersama, Anda bekerja keras super karena Anda benar-benar tertarik. Apa problrm Anda sekarang?
"Yah, aku sudah membaca koran bisnis, laporan, dan akuntansi jurnal akhir-akhir ini, dan hal-hal hanya tidak menambahkan. Misalnya, Anda tahu bagaimana kita selalu diberitahu bahwa akuntan memiliki keahlian dalam pengukuran dan pengungkapan, bahwa mereka supossed untuk menyiapkan laporan dengan integritas, dan bahwa mereka harus membasmi penipuan jika mereka mencurigai hal itu? Yah, tidak terlihat seperti mereka telah melakukan pekerjaan yang baik Setidaknya, mereka belum melakukan apa yang saya harapkan.. "
"Ingat, Norm, kita masih mahasiswa dengan banyak belajar. Mungkin anda melewatkan sesuatu. Apa yang telah kamu telah redaing abook? "
"Oke, Sam, berikut adalah beberapa cerita bagi Anda untuk berpikir tentang:

1. Dalam artikel ini, "Akuntan dan S & L Krisis," Yang berada di Akuntansi Manajemen pada bulan Februari 1993, saya menemukan dalil bahwa kegagalan $ 200 juta karena regulator dan penurunan di pasar real estat, bukan untuk akuntansi penipuan ..... tapi saya tidak membelinya sepenuhnya. Menurut artikel ini, suku bunga naik dan suku bunga kredit tetap mengakibatkan arus kas negatif pada saat yang sama sebagai penurunan nilai pasar real estat mengurangi nilai yang mendasari S & L aset kredit. Sebagai hasilnya, nilai bersih banyak S & L jatuh, dan regulator memutuskan untuk mengubah beberapa praktek akuntansi untuk membuatnya tampak bahwa S & Ls jatuh, dan regulator memutuskan untuk mengubah beberapa praktek akuntansi untuk membuatnya tampak bahwa S & Ls masih di atas modal mandat persyaratan minimum untuk protecs dana deposan's. Coba lihat daftar tujuh praktik akuntansi atau permasalahan yang dikutip:

- Menulis - off kerugian kredit yang dijual selama masa pinjaman daripada ketika kerugian tersebut terjadi,
- Penggunaan pemerintah - dikeluarkan Bersih Worth Sertifikat akan dihitung sebagai modal S & L,
- Penggunaan detals melibatkan uang depan dan dekat - arus kas jangka panjang, yang akan meningkatkan laba saat ini dengan mengorbankan kemudian,
- Ketentuan yang tidak memadai kerugian pinjaman karena pemantauan pinjaman miskin,
- Penghapusan goodwill dibuat pada penggabungan suara S & L dengan S bangkrut & L selama empat puluh tahun,
- Write-up dari harta yang dimiliki berdasarkan nilai-nilai penilaian, dan
- Kurangnya pelaporan berbasis pasar untuk mencerminkan realitas ekonomi.
Masalahnya, bagi saya, adalah bahwa banyak dari praktek-praktek yang tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP), namun akuntan pergi bersama - setidaknya mereka tidak objek atau meningkatkan praktik mereka cukup untuk mengubah hasilnya. Mengapa tidak? Di mana para akuntan?

2. "Saya juga prihatin tentang keahlian profesi akuntansi mengklaim telah dalam hal pengukuran dan pengungkapan. Sebagai contoh, baru-baru ini ada banyak artikel mengenai biaya kesehatan diciptakan oleh merokok, namun tidak ada akuntan yang terlibat. Sebagai contoh. Sebuah laporan 1994 dapat oleh pusat pada kecanduan dan penyalahgunaan zat akan biaya perawatan kesehatan $ 20 miliar pada biaya rawat inap rumah sakit sendirian "dan bahwa rekening tembakau untuk 80 persen dari rumah sakit tersebut. Selama dua puluh tahun ke depan, penyalahgunaan zat akan biaya program perawatan kesehatan $ 1 triliun. Tak heran wali dari dana perwalian perawatan kesehatan merilis sebuah laporan pada April 21 "memprediksi bahwa dana akan kehabisan uang di tujuh tahun. "Ini adalah isu-isu penting. Mengapa kita harus menunggu untuk ekonom dan kelompok kepentingan khusus untuk membuat perhitungan? tidak Haruskah akuntan dapat membuat mereka dan memberikan kredibilitas dan keseimbangan dalam proses? Bukankah manfaat bagi masyarakat? Di mana para akuntan?

3. "Bagaimana dengan temuan penipuan? adalah auditor berbuat cukup untuk mencegah dan menangkap perilaku penipuan? Aku tahu apa yang dosen kita berkata:
Auditor tidak dapat diharapkan untuk segala cacth; tugas mereka bukan untuk mencari penipuan kecuali kecurigaan yang terangsang selama kegiatan lainnya, dan tugas utama mereka adalah untuk mengaudit laporan keuangan. Tapi bukan auditor hanya bereaksi terhadap masalah ditemukan, ketika mereka bisa proaktif? Tidak dapat mereka menekankan pentingnya menggunakan kode etik dan dorongan dari emloyees untuk membawa maju keprihatinan mereka atas tindakan tidak etis? Mengapa manajemen proaktif sesuai dalam beberapa daerah lain, seperti menyetrika masalah-masalah personel, tetapi perilaku reaktif sesuai ketika berhadapan dengan penipuan? perilaku reaktif hanya akan menutup pintu gudang setelah kuda itu telah dicuri. Dalam hal bank kredit & perdagangan internasional (BCCI), misalnya, setidaknya $ 1700000000 hilang. "


"Saya kira saya berubah pikiran tentang menjadi seorang akuntan profesional. Dapatkah Anda membantu saya keluar, Sam? "

Pertanyaan
1. Apa yang akan Anda katakan norma?

kecurangan-kecurangan oleh auditor

Audit Kecurangan

Kecurangan harus dibedakan dengan kesalahan

Kesalahan (error) dapat dideskripsikan sebagai suatu yang tidak disengaja dan ini dapat terjadi dalam setiap tahap pengelolaan transaksi
Kecurangan (fraud) adalah kesalahan yang disengaja
Auditor tertarik pada pencegahan, deteksi dan pengungkapan kesalahan karena alasan:
Eksistensi kesalahan dapat menunjukkan bahwa catatan akuntansi kliennya tidak dapat dipercaya
Apabila pengujian ketaatan (compliance test) menunjukkan sejumlah kesalahan, auditor tidak dapat mempercayai pengendalian intern
Apabila kesalahan cukup material, dapat mempengaruhi kebenaran(truth), dan kewajaran(fairness) atas laporan keuangan.
Kecurangan (fraud) digunakan untuk berbagai perbuatan dosa termasuk:
Kecurangan dengan cara penipuan untuk mendapatkan keuntungan keuangan yang ilegal
Pernyataan salah yang disengaja dalam penghilangan jumlah atau pengungkapan dari catatan akuntansi atau laporan keuangan
Pencurian (theft)
Penyebab terjadinya kecurangan
Penyebab umum;
Penyembunyian (concealment)
Kesempatan / peluang
Motivasi
Daya tarik
Keberhasilan
Penyebab sekunder
Pengendalian yang lemah
Hubungan antara pemberi kerja dengan pekerja jelek
Balas dendam (revenge)
Tantangan (challenge)
Beberapa contoh yang mengungkap ketidakberesan
Modal kerja yang tidak cukup
Perputaran yang cepat dalam posisi keuangan
Biaya perjalanan yang berlebihan
Pemindahan dana antar divisi atau afiliasi
Perubahan auditor luar
Biaya konsultan yang berlebihan
Ratio finasial menurun
Benturan kepentingan
Penurunan kinerja
Kesulitan penagihan
Laporan terlambat
Pengendalian manajemen oleh sedikit orang, dsb
Karakteristik Pribadi
Beberapa prilaku pribadi yang memerlukan pengamatan ketat:
Hutang pribadi / kerugian keuangan yang besar
Biaya hidup mahal
Perjudian
Investasi yang besar
Masalah pribadi
Hubungan yang dekat dengan pelanggan
Kerja lembur yang berlebihan
Cuti yang berlebihan
Perasaan dibayar tidak sebanding dengan tanggung jawabnya, dsb
Praktik praktik kecurangan yang umum:
Tidak mencatat pendapatan
Menyembunyikan penagihan piutang
Pencurian material
Pengalihan sekuritas
Pemalsuan dokumen pengeluaran
Penyalahgunaan dana kas kecil
Kecurangan dan tanggung jawab auditor
Pencegahan kecurangan
Merupakan tanggung jawab manajemen, auditor intern hanya bertanggung jawab untuk menguji dan menilai kecukupan dan efektifitas tindakan manajemen
Deteksi dan penemuan kecurangan
Auditor intern harus mempunyai pengetahuan yang cukup tentang kecurangan dan dapat mengidentifikasi kemungkinan terjadi kecurangan
Tanggung jawab auditor intern dalam area pengendalian kecurangan:
Dalam penelaahan sistem, membantu menilai sejauh mana pencegahan dan penemuan kecurangan dipertimbangkan dengan wajar
Berjaga jaga terhadap kemungkinan kecurangan dalam penelaahan aktivitas operasional dan penilaian konstruktif atas kemempuan manajerial
Membantu pihak lain yang diberi tanggung jawab penyelidikan kecurangan aktual
Melaksanakan penugasan khusus yang berhubungan dengan kecurangan bila diminta
Tanggung jawaban auditor ekstern:
Audit umum (general audit) yang dilakukan untuk memberikan opini / pendapat atas laporan keuangan, tidak didesain untuk mengungkapkan ketidakberesan.
Tanggung jawab auditor ekstern untuk kegagalan mendeteksi kecurangan timbul hanya apabila tidak mentaati standar auditing yang berlaku umum
Berdasarkan statement on auditing standards (SAS) no 16 yang menyatakan:
“Auditor independend mempunyai tanggung jawab dengan keterbatasan yang melekat pada proses auditing, untuk merencanakan pengujian dan mencari kesalahan / ketidakberesan yang berpengaruh secara material atas laporan keuangan dan melakukan kemahiran secara profesional secara cermat dan seksama.”

langkah-langkah menjadi auditor

Langkah-Langkah Menjadi Auditor
Arens et al (2003) menyatakan bahwa audit dilakukan oleh orang yang kompeten, independen dan obyektif atau disebut sebagai auditor. Berdasarkan kelompok atau pelaksana audit, auditor dibagi 3 jenis yaitu:

1) Auditor ekstern/independent bekerja untuk kantor akuntan publik yang statusnya diluar struktur perusahaan yang mereka audit. Pada umumnya, auditor ekstern menghasilkan Laporan Hasil Audit atas Laporan Keuangan.

2) Auditor intern bekerja untuk perusahaan yang mereka audit. Laporan Hasil Audit Operasional/Manajemen umumnya berguna bagi manajemen perusahaan yang diaudit dalam melakukan perbaikan kinerja perusahaan. Oleh karena itu tugas internal auditor biasanya adalah audit operasional/manajemen.

3) Auditor Pemerintah yaitu auditor yang bekerja untuk kepentingan pemerintah, misalnya di bidang perpajakan atau audit terhadap dana-dana yang bersumber dari pemerintah.

Seorang auditor dikatakan profesional jika dalam bekerja selalu berpedoman pada Standar Audit. Dalam standar umum khususnya disebutkan bahwa auditor harus ahli, trampil dan mempunyai kehati-hatian profesional serta tidak memihak yang pada akhirnya akan merugikan salah satu pihak yang berkepentingan. Auditor yang profesional akan merencanakan audit sebaik-baiknya, mempertimbangkan risiko yang timbul dan melakukan pengumpulan serta pengujian bukti secara cermat. Jika seluruh proses dilalui sesuai dengan standar, maka hampir dapat dipastikan bahwa Laporan Hasil Audit yang dihasilkan akan dapat dipertanggungjawabkan secara profesi.

Tentu saja untuk menjadi seorang auditor profesional tidak seperti membalikan telapak tangan, tetapi melalui proses yang panjang dan berkelanjutan.
Saran berikut ini diharapkan dapat menjadikan seseorang dapat menjadi auditor yang profesional:

1) Memupuk sejak dini sifat/sikap positif, seperti jujur, rasa ingin tahu yang tinggi, tidak cepat merasa puas dan etika yang tinggi.

2) Pendidikan formal berkelanjutan, terutama untuk mendapatkan konsep-konsep dasar akuntansi dan auditing.

3) Pendidikan dan latihan profesi berkelanjutan untuk memperoleh sertifikat auditor dan mengembangkan kemampuan teknis dan komunikasi serta pengetahuan mengenai isu terkini di bidang akuntansi dan auditing.

Langkah-Langkah Menjadi Auditor
Langkah-langkah menjadi auditor adalah sebagai berikut :
1.Syarat utamanya adalah mempunyai kemampuan analisa yang baik,sebagaimana audit keuangan dasarnya adalah logika. Semakin baik logika tentunya hasil pekerjaan auditnya lebih baik. Tapi penilaiannya agak susah,sehingga paling gampang adalah kemampuan akuntasi yang baik.
2.Sebagaimana konsultan perminyakan yang mempelajari tentang dasar minyak bumi. Auditor keuangan harus menguasai semua hal yang berhubungan dengan keuangan mulai dari penjurnalan sampai teori-teori akuntansi.
3.Dapat mengarahkan pelaksanaan audit atas catatan-catatan finansial dan informasi tambahan lainnya dengan cepat.
4.Bertujuan untuk meyakinkan kebenaran formal dan material dari bukti-bukti yang terkumpul,jumlah-jumlah yang tertera dalam bukti-bukti adalah benar,dan untuk meyakinkan bahwa bukti-bukti tersebut dibukukan dan disimpan dengan tepat.

tulisan (kode etik)

KODE ETIK

IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Pendahuluan
Pemberlakuan dan Komposisi

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di lingkungan dunia usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan tanggung-jawab profesionalnya.

Tujuan profesi akuntansi adalah memenuhi tanggung-jawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi kepada kepentingan publik. Untuk mencapai tujuan terse but terdapat empat kebutuhan dasar yang harus dipenuhi:

* Kredibilitas. Masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan sistem informasi.
* Profesionalisme. Diperlukan individu yang dengan jelas dapat diidentifikasikan oleh pemakai jasa Akuntan sebagai profesional di bidang akuntansi.
* Kualitas Jasa. Terdapatnya keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari akuntan diberikan dengan standar kinerja tertinggi.
* Kepercayaan. Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa terdapat kerangka etika profesional yang melandasi pemberian jasa oleh akuntan.

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian:

(1) Prinsip Etika,

(2) Aturan Etika, dan

(3) Interpretasi Aturan Etika.

Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi Aturan Etika, yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota. Prinsip Etika disahkan oleh Kongres dan berlaku bagi seluruh anggota, sedangkan Aturan Etika disahkan oleh Rapat Anggota Himpunan dan hanya mengikat anggota Himpunan yang bersangkutan. Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk oleh Himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya.

Pernyataan Etika Profesi yang berlaku saat ini dapat dipakai sebagai Interpretasi dan atau Aturan Etika sampai dikeluarkannya aturan dan interpretasi baru untuk menggantikannya.

Kepatuhan

Kepatuhan terhadap Kode Etik, seperti juga dengan semua standar dalam masyarakat terbuka, tergantung terutama sekali pada pemahaman dan tindakan sukarela anggota. Di samping itu, kepatuhan anggota juga ditentukan oleh adanya pemaksaan oleh sesama anggota dan oleh opini publik, dan pada akhirnya oleh adanya mekanisme pemrosesan pelanggaran Kode Etik oleh organisasi, apabila diperlukan, terhadap anggota yang tidak menaatinya.

Jika perlu, anggota juga harus memperhatikan standar etik yang ditetapkan oleh badan pemerintahan yang mengatur bisnis klien atau menggunakan laporannya untuk mengevaluasi kepatuhan klien terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.

PRINSIP ETlKA PROFESI

IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Mukadimah

01. Keanggotaan dalam Ikatan Akuntan Indonesia bersifat sukarela. Dengan menjadi anggota, seorang akuntan mempunyai kewajiban untuk menjaga disiplin diri di atas dan melebihi yang disyaratkan oleh hukum clan peraturan.

02. Prinsip Etika Profesi dalam Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan pengakuan profesi akan tanggungjawabnya kepada publik, pemakai jasa akuntan, dan rekan. Prinsip ini memandu anggota dalam memenuhi tanggung-jawab profesionalnya dan merupakan landasan dasar perilaku etika dan perilaku profesionalnya. Prinsip ini meminta komitmen untuk berperilaku terhormat, bahkan dengan pengorbanan keuntungan pribadi

Prinsip Pertama – Tanggung Jawab Prolesi

Dalam melaksanakan tanggung-jawabnya sebagai profesional setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.

01. Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat. Sejalan dengan peranan tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka. Anggota juga harus selalu bertanggung jawab untuk bekerja sarna dengan sesama anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat, dan menjalankan tanggung-jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.

Prinsip Kedua – Kepentingan Publik

Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.

01. Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung-jawab kepada publik. Profesi akuntan memegang peranan yang penting di masyarakat, di mana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepacla obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib. Ketergantungan ini menimbulkan tanggung-jawab akuntan terhadap kepentingan publik. Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan. Ketergantungan ini menyebabkan sikap dan tingkah laku akuntan dalam menyediakan jasanya mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara.

02. Profesi akuntan dapat tetap berada pada posisi yang penting ini hanya dengan terus menerus memberikan jasa yang unik ini pada tingkat yang menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat dipegang teguh. Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi dan sesuai dengan persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut.

03. Dalam mememuhi tanggung-jawab profesionalnya, anggota mungkin menghadapi tekanan yang saling berbenturan dengan pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam mengatasi benturan ini, anggota harus bertindak dengan penuh integritar, dengan suatu keyakinan bahwa apabila anggota memenuhi kewajibannya kepada publik, maka kepentingan penerima jasa terlayani dengan sebaik-baiknya.

04. Mereka yang memperoleh pelayanan dari anggota mengharapkan anggota untuk memenuhi tanggungjawabnya dengan integritas, obyektivitas, keseksamaan profesional, dan kepentingan untuk melayani publik. Anggota diharapkan untuk memberikan jasa berkualitas, mengenakan imbalan jasa yang pantas, serta menawarkan berbagai jasa, semuanya dilakukan dengan tingkat profesionalisme yang konsisten dengan Prinsip Etika Profesi ini.

05. Semua anggota mengikat dirinya untuk menghormati kepercayaan publik. Atas kepercayaan yang diberikan publik kepadanya, anggota harus secara terus-menerus menunjukkan dedikasi mereka untuk mencapai profesionalisme yang tinggi.

06. Tanggung-jawab seorang akuntan tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan klien individual atau pemberi kerja. Dalam melaksanakan tugasnya seorang akuntan harus mengikuti standar profesi yang dititik-beratkan pada kepentingan publik, misalnya:
auditor independen membantu memelihara integritas dan efisiensi dari laporan keuangan yang disajikan kepada lembaga keuangan untuk mendukung pemberian pinjaman dan kepada pemegang saham untuk memperoleh modal;
eksekutif keuangan bekerja di berbagai bidang akuntansi manajemen dalam organisasi dan memberikan kontribusi terhadap efisiensi dan efektivitas dari penggunaan sumber daya organisasi;
auditor intern memberikan keyakinan ten tang sistem pengendalian internal yang baik untuk meningkatkan keandalan informasi keuangan dari pemberi kerja kepada pihak luar.
ahli pajak membantu membangun kepercayaan dan efisiensi serta penerapan yang adil dari sistem pajak; dan
konsultan manajemen mempunyai tanggung-jawab terhadap kepentingan umum dalam membantu pembuatan keputusan manajemen yang baik.

Prinsip Ketiga – Integritas

Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.

01. Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji semua keputusan yang diambilnya.

02. Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak dapat menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.

03. Integritas diukur dalam bentuk apa yang benar dan adil. Dalam hal tidak terdapat aturan, standar, panduan khusus atau dalam menghadapi pendapat yang bertentangan, anggota harus menguji keputusan atau perbuatannya dengan bertanya apakah anggota telah melakukan apa yang seorang berintegritas akan lakukan dan apakah anggota telah menjaga integritas dirinya. Integritas mengharuskan anggota untuk menaati baik bentuk maupun jiwa standar teknis dan etika.

04. Integritas juga mengharuskan anggota untuk mengikuti prinsip obyektivitas dan kehati-hatian profesional.

Prinsip Keempat – Obyektivitas

Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.

01. Obyektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak lain.

02. Anggota bekerja dalam berbagai kapasitas yang berbeda dan harus menunjukkan obyektivitas mereka dalam berbagai situasi. Anggota dalam praktik publik memberikan jasa atestasi, perpajakan, serta konsultasi manajemen. Anggota yang lain menyiapkan laporan keuangan sebagai seorang bawahan, melakukan jasa audit internal dan bekerja dalam kapasitas keuangan dan manajemennya di industri, pendidikan dan pemerintahan. Mereka juga mendidik dan melatih orang-orang yang ingin masuk ke dalam profesi. Apapun jasa atau kapasitasnya, anggota harus melindungi integritas pekerjaannya dan memelihara obyektivitas.

03. Dalam menghadapi situasi dan praktik yang secara spesifik berhubungan dengan aturan etika sehubungan dengan obyektivitas, pertimbangan yang cukup harus diberikan terhadap faktor-faktor berikut:

a. Adakalanya anggota dihadapkan kepada situasi yang memungkinkan mereka menerima tekanan-tekanan yang diberikan kepadanya. Tekanan ini dapat mengganggu obyektivitasnya.

b. Adalah tidak praktis untuk menyatakan dan menggambarkan semua situasi di mana tekanan-tekanan ini mungkin terjadi. Ukuran kewajaran (reasonableness) harus digunakan dalam menentukan standar untuk mengindentifikasi hubungan yang mungkin atau kelihatan dapat merusak obyektivitas anggota.

c. Hubungan-hubungan yang memungkinkan prasangka, bias atau pengaruh lainnya untuk melanggar obyektivitas harus dihindari.

d. Anggota memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa orang-orang yang terilbat dalam pemberian jasa profesional mematuhi prinsip obyektivitas.

e. Anggota tidak boleh menerima atau menawarkan hadiah atau entertainment yang dipercaya dapat menimbulkan pengaruh yang tidak pantas terhadap pertimbangan profesional mereka atau terhadap orang-orang yang berhubungan dengan mereka. Anggota harus menghindari situasi-situasi yang dapat membuat posisi profesional mereka ternoda.

Prinsip Kelima - Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya tkngan kehati-hatian, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh matifaat dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi dan teknik yang paling mutakhir.

01. Kehati-hatian profesional mengharuskan anggota untuk memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan kompetensi dan ketekunan. Hal ini mengandung arti bahwa anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya, derni kepentingan pengguna jasa dan konsisten dengan tanggung-jawab profesi kepada publik.

02. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Anggota seyogyanya tidak menggambarkan dirinya mernilki keahlian atau pengalaman yang tidak mereka punyai. Dalam semua penugasan dan dalam semua tanggung-jawabnya, setiap anggota harus melakukan upaya untuk mencapai tingkatan kompetensi yang akan meyakinkan bahwa kualitas jasa yang diberikan memenuhi tingkatan profesionalisme tinggi seperti disyaratkan oleh Prinsip Etika. Kompetensi profesional dapat dibagi menjadi 2 (dua) fase yang terpisah:

a. Pencapaian Kompetensi Profesional. Pencapaian kompetensi profesional pada awalnya memerlukan standar pendidikan umum yang tinggi, diikuti oleh pendidikan khusus, pelatihan dan ujian profesional dalam subyek-subyek yang relevan, dan pengalaman kerja. Hal ini harus menjadi pola pengembangan yang normal untuk anggota.

b. Pemeliharaan Kompetensi Profesional.
Kompetensi harus dipelihara dan dijaga melalui kornitmen untuk belajar dan melakukan peningkatan profesional secara berkesinambungan selama kehidupan profesional anggota.
Pemeliharaan kompetensi profesional memerlukan kesadaran untuk terus mengikuti perkembangan profesi akuntansi, termasuk di antaranya pernyataan-pernyataan akuntansi, auditing dan peraturan lainnya, baik nasional maupun internasional yang relevan.
Anggota harus menerapkan suatu program yang dirancang untuk memastikan terdapatnya kendali mutu atas pelaksanaan jasa profesional yang konsisten dengan standar nasional dan internasional.

03. Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu tingkatan pemahaman dan pengetahuan yang memungkinkan seorang anggota untuk memberikan jasa dengan kemudahan dan kecerdikan. Dalam hal penugasan profesional melebihi kompetensi anggota atau perusahaan, anggota wajib melakukan konsultasi atau menyerahkan klien kepada pihak lain yang lebih kompeten. Setiap anggota bertanggung-jawab untuk menentukan kompetensi masing-masing atau menilai apakah pendidikan, pengalaman dan pertimbangan yang diperlukan memadai untuk tanggung-jawab yang harus dipenuhinya.

04. Anggota harus tekun dalam memenuhi tanggung-jawabnya kepada penerima jasa dan publik. Ketekunan mengandung arti pemenuhan tanggung-jawab untuk memberikan jasa dengan segera dan berhati-hati, sempurna dan mematuhi standar teknis dan etika yang berlaku.

05. Kehati-hatian profesional mengharuskan anggota untuk merencanakan dan mengawasi secara seksama setiap kegiatan profesional yang menjadi tanggung-jawabnya.

Prinsip Keenam – Kerahasiaan

Setiap anggota harus, menghormati leerahasiaan informas iyang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya

01. Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antara anggota dan klien atau pemberi kerja berakhir.

02. Kerahasiaan harus dijaga oleh anggota kecuali jika persetujuan khusus telah diberikan atau terdapat kewajiban legal atau profesional untuk mengungkapkan informasi.

03. Anggota mempunyai kewajiban untuk memastikan bahwa staf di bawah pengawasannya dan orang-orang yang diminta nasihat dan bantuannya menghormati prinsip kerahasiaan.

04. Kerahasiaan tidaklah semata-mata masalah pengungkapan informasi. Kerahasiaan juga mengharuskan anggota yang memperoleh informasi selama melakukan jasa profesional tidak menggunakan atau terlihat menggunakan informasi terse but untuk keuntungan pribadi atau keuntungan pihak ketiga.

05. Anggota yang mempunyai akses terhadap informasi rahasia ten tang penerima jasa tidak boleh mengungkapkannya ke publik. Karena itu, anggota tidak boleh membuat pengungkapan yang tidak disetujui (unauthorized disclosure) kepada orang lain. Hal ini tidak berlaku untuk pengungkapan informasi dengan tujuan memenuhi tanggung-jawab anggota berdasarkan standar profesional.

06. Kepentingan umum dan profesi menuntut bahwa standar profesi yang berhubungan dengan kerahasiaan didefinisikan dan bahwa terdapat panduan mengenai sifat dan luas kewajiban kerahasiaan serta mengenai berbagai keadaan di mana informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dapat atau perlu diungkapkan.

07. Berikut ini adalah contoh hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan sejauh mana informasi rahasia dapat diungkapkan.

a. Apabila pengungkapan diizinkan. Jika persetujuan untuk mengungkapkan diberikan oleh penerima jasa, kepentingan semua pihak termasuk pihak ketiga yang kepentingannya dapat terpengaruh harus dipertimbangkan.

b. Pengungkapan diharuskan oleh hukum. Beberapa contoh di mana anggota diharuskan oleh hukum untuk mengungkapkan informasi rahasia adalah:
untuk menghasilkan dokumen atau memberikan bukti dalam proses hukum; dan
untuk mengungkapkan adanya pelanggaran hukum kepada publik.

c. Ketika ada kewajiban atau hak profesional untuk mengungkapkan:
untuk mematuhi standar teknis dan aturan etika; pengungkapan seperti itu tidak bertentangan dengan prinsip etika ini;
untuk melindungi kepentingan profesional anggota dalam sidang pengadilan;
untuk menaati peneleahan mutu (atau penelaahan sejawat) IAI atau badan profesionallainnya;.dan . untuk menanggapi permintaan atau investigasi oleh IAI atau badan pengatur.

Prinsip Ketujuh – Perilaku Profesional

Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi:

01. Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi hams dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung-jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.

Prinsip Kedelapan - Standar Teknis

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar proesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.

01. Standar teknis dan standar profesional yang hams ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh lkatan Akuntan Indonesia, International Federation of Accountants, badan pengatur, dan peraturan perundang-undangan yang relevan.