Jumat, 27 November 2009

Membaca arah perbankan 2009. Kinerja perbankan alami perlambatan sejak November 2008

Bisnis Indonesia, Sabtu, 11 April 2009

Sejumlah bank telah memublikasikan laporan keuangannya. Dari publikasi tersebut, terlihat bahwa pada 2008 perbankan mengalami kinerja yang bagus, terutama dialami bank-bank BUMN.
Bank BRI masih menancapkan posisinya sebagai pencetak laba terbesar yaitu Rp5,96 triliun atau tumbuh 23% dibandingkan dengan raihan laba bersih tahun 2007 sebesar Rp4,84 trilyun. Kecuali Bank Ekspor Impor, laba bersih empat bank BUMN lainnya tumbuh sebesar 22,76% menjadi Rp13,16 triliun.

Bank BCA juga membukukan perolehan laba yang signifikan. Laba bersih BCA tahun 2008 mencapai sebesar Rp5,77 triliun atau tumbuh 28,7% dibandingkan dengan pada 2007. Hanya sayangnya, raihan BCA tersebut tidak diikuti oleh bank swasta besar lainnya. Pada umumnya, bank-bank swasta besar mengalami penurunan dalam perolehan laba bersih.

Pertanyaannya, apakah kinerja laba bersih perbankan ini mencerminkan kinerja perbankan secara umum di Indonesia selama 2008? Lalu bagaimana dengan proyeksinya pada 2009?

Selama 2008, krisis keuangan global memang belum memberikan efek negatif bagi perbankan kita. Hampir semua indikator perbankan pada 2008 menunjukkan kenaikan dibandingkan dengan tahun 2007.

Namun, kecenderungan yang terjadi adalah kinerja perbankan mulai mengalami perlambatan sejak November 2008.

Kalau kita lihat, pertumbuhan kredit perbankan telah mengalami penurunan sejak November 2008, meski pertumbuhan tahunannya (year on year/yoy) masih tinggi di atas 30%.

Di sisi lain, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) cenderung mengalami kenaikan sejak Agustus 2008 (grafik). Konsekuensinya, fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik (undisbursement loan) mengalami peningkatan.

Data Bank Indonesia (BI) terbaru menunjukkan bahwa jika pada Januari 2008 fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik mencapai Rp231,8 triliun, pada Januari 2009 sudah mencapai Rp274,5 triliun atau naik 18,42%.