Selasa, 28 September 2010

Keterterapan (applicability)

Aturan Etika ini harus diterapkan oleh anggota Ikatan Akuntan Indonesia - Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP) dan staf profesional (baik yang anggota IAI-KAP maupun yang bukan anggota IAI-KAP) yang bekerja pada satu Kantor Akuntan Publik (KAP).

Dalam hal staf profesional yang bekerja pada satu KAP yang bukan anggota IAI-KAP melanggar Aturan Etika ini, maka rekan pimpinan KAP tersebut bertanggung jawab atas tindakan pelanggaran tersebut.


Definisi/Pengertian

1. Klien adalah pemberi kerja (orang atau badan), yang mempekerjakan atau menugaskan seseorang atau lebih anggota IAI - KAP atau KAP tempat Anggota bekerja untuk melaksanakan jasa profesional. Istilah pemberi kerja untuk tujuan ini tidak termasuk orang atau badan yang mempekerjakan Anggota.

2. Laporan Keuangan adalah suatu penyajian data keuangan termasuk catatan yang menyertainya, bila ada, yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sumber daya ekonomi (aktiva) dan atau kewajiban suatu entitas pada saat tertentu atau perubahan atas aktiva dan atau kewajiban selama suatu periode tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Data keuangan lainnya yang digunakan untuk mendukung rekomendasi kepada klien atau yang terdapat dalam dokumen untuk suatu pelaporan yang diatur dalam standar atestasi dalam penugasan atestasi, dan surat pemberitahuan tahunan pajak (SPT) serta daftar-daftar pendukungnya bukan merupakan laporan keuangan. Pernyataan, surat kuasa atau tanda tangan pembuat SPT tidak merupakan pernyataan pendapat atas laporan keuangan.

3. Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berusaha di bidang pemberian jasa profesional dalam praktik akuntan publik.

4. IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) adalah wadah organisasi profesi akuntan Indonesia yang diakui pemerintah.

5. Ikatan Akuntan Indonesia – Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP) adalah wadah organisasi para akuntan Indonesia yang menjalankan profesi sebagai akuntan publik atau bekerja di Kantor Akuntan Publik.

6. Anggota adalah semua anggota IAI-KAP.

7. Anggota Kantor Akuntan Publik (anggota KAP) adalah anggota IAI-KAP dan staf professional (baik yang anggota IAI-KAP maupun yang bukan anggota IAI-KAP) yang bekerja pada satu KAP.

8. Akuntan Publik adalah akuntan yang memiliki izin dari Menteri Keuangan untuk menjalankan praktik akuntan publik.

9. Praktik Akuntan Publik adalah pemberian jasa profesional kepada klien yang dilakukan oleh anggota IAI-KAP yang dapat berupa jasa audit, jasa atestasi, jasa akuntansi dan review, perpajakan, perencanaan keuangan perorangan, jasa pendukung litigasi dan jasa lainnya yang diatur dalam standar profesional akuntan publik.

100. INDEPENDENSI, INTEGRITAS DAN OBJEKTIVITAS

101. Independensi.

Dalam menjalankan tugasnya anggota KAP harus selalu mempertahankan sikap mental independen di dalam memberikan jasa profesional sebagaimana diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan oleh IAI. Sikap mental independen tersebut harus meliputi independen dalam fakta (in facts) maupun dalam penampilan (in appearance).

102. Integritas dan Objektivitas.

Dalam menjalankan tugasnya anggota KAP harus mempertahankan integritas dan objektivitas, harus bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest) dan tidak boleh membiarkan faktor salah saji material (material misstatement) yang diketahuinya atau mengalihkan (mensubordinasikan) pertimbangannya kepada pihak lain.

200. STANDAR UMUM DAN PRINSIP AKUNTANSI.

201. Standar Umum.

Anggota KAP harus mematuhi standar berikut ini beserta interpretasi yang terkait yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan IAI:

A. Kompetensi Profesional. Anggota KAP hanya boleh melakukan pemberian jasa profesional yang secara layak (reasonable) diharapkan dapat diselesaikan dengan kompetensi profesional.

B. Kecermatan dan Keseksamaan Profesional. Anggota KAP wajib melakukan pemberian jasa profesional dengan kecermatan dan keseksamaan profesional.

C. Perencanaan dan Supervisi. Anggota KAP wajib merencanakan dan mensupervisi secara memadai setiap pelaksanaan pemberian jasa profesional.

D. Data Relevan yang Memadai. Anggota KAP wajib memperoleh data relevan yang memadai untuk menjadi dasar yang layak bagi kesimpulan atau rekomendasi sehubungan dengan pelaksanaan jasa profesionalnya.

202. Kepatuhan terhadap Standar.

Anggota KAP yang melaksanakan penugasan jasa auditing, atestasi, review, kompilasi, konsultansi manajemen, perpajakan atau jasa profesional lainnya, wajib mematuhi standar yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan oleh IAI.

203. Prinsip-Prinsip Akuntansi.

Anggota KAP tidak diperkenankan:

(1) menyatakan pendapat atau memberikan penegasan bahwa laporan keuangan atau data keuangan lain suatu entitas disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau

(2) menyatakan bahwa ia tidak menemukan perlunya modifikasi material yang harus dilakukan terhadap laporan atau data tersebut agar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku, apabila laporan tersebut memuat penyimpangan yang berdampak material terhadap laporan atau data secara keseluruhan dari prinsip-prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan IAI. Dalam keadaan luar biasa, laporan atau data mungkin memuat penyimpangan seperti tersebut diatas. Dalam kondisi tersebut anggota KAP dapat tetap mematuhi ketentuan dalam butir ini selama anggota KAP dapat menunjukkan bahwa laporan atau data akan menyesatkan apabila tidak memuat penyimpangan seperti itu, dengan cara mengungkapkan penyimpangan dan estimasi dampaknya (bila praktis), serta alasan mengapa kepatuhan atas prinsip akuntansi yang berlaku umum akan menghasilkan laporan yang menyesatkan.

300. TANGGUNG JAWAB KEPADA KLIEN

301. Informasi Klien yang Rahasia.

Anggota KAP tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien yang rahasia, tanpa persetujuan dari klien. Ketentuan ini tidak dimaksudkan untuk :

(1) membebaskan anggota KAP dari kewajiban profesionalnya sesuai dengan aturan etika kepatuhan terhadap standar dan prinsip-prinsip akuntansi

(2) mempengaruhi kewajiban anggota KAP dengan cara apapun untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku seperti panggilan resmi penyidikan pejabat pengusut atau melarang kepatuhan anggota KAP terhadap ketentuan peraturan yang berlaku

(3) melarang review praktik profesional (review mutu) seorang Anggota sesuai dengan kewenangan IAI atau

(4) menghalangi Anggota dari pengajuan pengaduan keluhan atau pemberian komentar atas penyidikan yang dilakukan oleh badan yang dibentuk IAI-KAP dalam rangka penegakan disiplin Anggota.

Anggota yang terlibat dalam penyidikan dan review diatas, tidak boleh memanfaatkannya untuk keuntungan diri pribadi mereka atau mengungkapkan informasi klien yang harus dirahasiakan yang diketahuinya dalam pelaksanaan tugasnya. Larangan ini tidak boleh membatasi Anggota dalam pemberian informasi sehubungan dengan proses penyidikan atau penegakan disiplin sebagaimana telah diungkapkan dalam butir (4) di atas atau review praktik profesional (review mutu) seperti telah disebutkan dalam butir (3) di atas.

302. Fee Profesional.

A. Besaran Fee

Besarnya fee Anggota dapat bervariasi tergantung antara lain : risiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangan profesional lainnya.

Anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi.

B. Fee Kontinjen

Fee kontinjen adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa profesional tanpa adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada temuan atau hasil tertentu dimana jumlah fee tergantung pada temuan atau hasil tertentu tersebut. Fee dianggap tidak kontinjen jika ditetapkan oleh pengadilan atau badan pengatur atau dalam hal perpajakan, jika dasar penetapan adalah hasil penyelesaian hukum atau temuan badan pengatur.

Anggota KAP tidak diperkenankan untuk menetapkan fee kontinjen apabila penetapan tersebut dapat mengurangi indepedensi.


400. TANGGUNG JAWAB KEPADA REKAN SEPROFESI

401. Tanggung jawab kepada rekan seprofesi.

Anggota wajib memelihara citra profesi, dengan tidak melakukan perkataan dan perbuatan yang dapat merusak reputasi rekan seprofesi.

402. Komunikasi antar akuntan publik.

Anggota wajib berkomunikasi tertulis dengan akuntan publik pendahulu bila menerima penugasan audit menggantikan akuntan publik pendahulu atau untuk tahun buku yang sama ditunjuk akuntan publik lain dengan jenis dan periode serta tujuan yang berlainan.

Akuntan publik pendahulu wajib menanggapi secara tertulis permintaan komunikasi dari akuntan pengganti secara memadai.

Akuntan publik tidak diperkenankan menerima penugasan atestasi yang jenis atestasi dan periodenya sama dengan penugasan akuntan yang lebih dahulu ditunjuk klien, kecuali apabila penugasan tersebut dilaksanakan untuk memenuhi ketentuan perundang-undangan atau peraturan yang dibuat oleh badan yang berwenang.


500. TANGGUNG JAWAB DAN PRAKTIK LAIN

501. Perbuatan dan perkataan yang mendiskreditkan.

Anggota tidak diperkenankan melakukan tindakan dan/atau mengucapkan perkataan yang mencemarkan profesi.

502. Iklan, promosi dan kegiatan pemasaran lainnya.

Anggota dalam menjalankan praktik akuntan publik diperkenankan mencari klien melalui pemasangan iklan, melakukan promosi pemasaran dan kegiatan pemasaran lainnya sepanjang tidak merendahkan citra profesi.

503. Komisi dan Fee Referal.

A. Komisi

Komisi adalah imbalan dalam bentuk uang atau barang atau bentuk lainnya yang diberikan atau diterima kepada/dari klien/pihak lain untuk memperolah penugasan dari klien/pihak lain. Anggota KAP tidak diperkenankan untuk memberikan/menerima komisi apabila pemberian/penerimaan komisi tersebut dapat mengurangi independensi.

B. Fee Referal (Rujukan).

Fee referal (rujukan) adalah imbalan yang dibayarkan/diterima kepada/dari sesama penyedia jasa profesional akuntan publik.

Fee referal (rujukan) hanya diperkenankan bagi sesama profesi.

504. Bentuk Organisasi dan Nama KAP.

Anggota hanya dapat berpraktik akuntan publik dalam bentuk organisasi yang diizinkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku dan atau yang tidak menyesatkan dan merendahkan citra profesi.

Kamis, 23 September 2010

curriculum vitae


Nina Untari
Address : Jl. Pitara raya RT.06/07 No. 11 Kel. Rangkapan Jaya Kec. Pancoran Mas, Depok I 16436
Phone : (021) 7763901
HP : 085711325326
E-mail : Na_chasweet@yahoo.com


PERSONAL DATA

Name : Nina Untari
Gender : Fimale
Nationality : Indonesian
Religion : Moslem
Marital Status : Single
Place, Date of Birth : Jakarta, December 09th, 1988

EDUCATIONAL BACKGROUND

Formal: 2007-Now Bachelor Degree at Gunadarma University
Majoring Accounting
2004-2007 SMK Setia Negara, Depok
2001-2004 SMPN 09, Depok
1995-2001 SDN Pitara 02 Depok

OTHER INTEREST

Music, Read, New Experiance.

Selasa, 18 Mei 2010

penulisan ilmiah

ANALISIS AUDIT OPERASIONAL ATAS AKTIVITAS PENJUALAN PADA PT. MARTINA BERTO DALAM RANGKA MENINGKATKAN EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS PERIODE TAHUN 2010


SEMINAR PENULISAN ILMIAH

Diajukan guna melengkapi syarat-syarat untuk mencapai
gelar setara Sarjana Muda Jurusan Akuntansi Jenjang Strata Satu
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma



Disusun oleh :

Nama : Nina Untari
NPM : 20207786
Jurusan : Ekonomi Akuntansi
Pembimbing : Supiningtias














FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2010


LEMBAR PENGESAHAN





Judul PI : Analisis Audit Operasinal Atas Aktivitas Penjualan Pada PT. Martina Berto Dalam Rangka Meningkatkan Efisiensi dan Efektifitas Periode Tahun 2010

Nama : Nina Untari
NPM : 20207786
NIRM :
Tanggal Sidang :
Tanggal Lulus








Menyetujui



Pembimbing Koordinator PI



( _______________ ) ( _______________ )




Ketua Jurusan Akuntansi



( _____________________ )





KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji serta syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah serta Ridho Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan ilmiah ini dengan judul “Analisis Audit Operasinal Atas Aktivitas Penjualan Pada PT. Martina Berto Dalam Rangka Meningkatkan Efisiensi dan Efektifitas Periode Tahun 2010”. Adapun tujuan dari penulisan ini adalah salah satu syarat untuk mencapai gelar setara Sarjana Muda Jurusan Akuntansi jenjang Strata Satu di Fakultas Ekonomi Gunadarma.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak yang telah memberikan bantuan serta dorongan baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini sangat membantu penulis dalam membuat penulisan ilmiah ini. Oleh karena itu penulis akan menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Ibu Prof. Dr. E. S. Margianti,SE., M.M, Selaku Rektor Universitas Gunadarma
2. Bapak Toto Sugiharto S, Ir, M.Sc, Phd, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
3. Ibu Dr. Rr. Dharma Tintri, S.E., M.M, Selaku Ketua jurusan ekonomi
4. Ibu Supiningtias Selaku Dosen pembimbing dalam penyusunan penulisan ilmiah
5. Seganap pegawai kantor PT. Martina Berto khususnya untuk kak mesra yang telah membantu dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan pengamatan dan wawancara
6. Ayah dan bunda tercinta yang tidak henti-hentinya memberikan doa, semangat serta kasih sayangnya dengan tulus dan sabar, memberikan perhatian, dukungan serta memberikan dorongan moril dan meteriil sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan ilmiah ini dengan baik
7. Sahabat-sahabatku ayu, dewi, tika, tiara yang ikut membantu dan mendukung dalam penulisan ini
8. Seluruh teman-temanku angkatan 2007 khususnya kelas 3EB04 untuk semangat dan kebersamaannya.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan tugas PI ini

Dalam penulisan ilmiah ini penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran agar penulisan ilmiah ini dapat lebih baik lagi. Penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak jika terdapat ucapan atau tindakan yang kurang berkenan di hati selama penulisan ilmiah ini.
Semoga semua bantuan yang telah yang diberikan kepada penulis dalam menyusun penulisan ilmiah ini mendapat balasan dari Allah SWT . Penulisan ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.


Depok, maret 2010

Nina Untari



















ABSTRAK

Nina Untari.20207786
Analisis Audit Operasinal Atas aktivitas Penjualan Pada PT. Martina Berto Dalam Rangka Meningkatkan Efisiensi dan Efektifitas Periode Tahun 2010
PI. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Unniversitas Gunadarma, 2010
Kata Kunci : Audit Operasional, Fungsi Penjualan, Flow Chart
(v +)
Tujuan penulisan ilmiah ini untuk mengetahui pelaksanaan audit operasional pada system penjualan, menilai sejauh mana pengaruh audit operasional dalam mengidentifikasi kelemahan-kelemahan intern dan mengetahui bagaimana peranan laporan audit operasional terhadap kebijakan manajemen dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi penjualan.
Adapun metode penelitian yang digunakan adalah dengan cara study lapangan yaitu dengan melakukan observasi dan wawancara dengan membuat daftar koesioner yang dimuat dalam lampiran kepada pihak yang terkait PT. Martina Berto yang berlokasi di Jl. Pulo kambing II No.1 KIP Polu Gadung Jakarta Timur. Dan dalam study kepustakaan penulis mengambil dari dokumen-dokumen perusahaan dan buku-buku referensi yang berhubungan dengan ilmiah.
Dalam audit operasional terdiri dari tiga jenis audit yaitu audit fungsional, audit organisasi dan audit penugasan khusus. Audit operasional bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efktifitas perusahaan.
Untuk itu hasil pelaksanaan audit operasional atas fungsi penjualan pada PT. Martina Berto telah sesuai dengan prosedur dan kebijakan manajemen dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi penjualan.






DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul i
Lembar Pengesahan ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi v
Daftar Gambar vi
Daftar Lampiran vii

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Batasan Masalah 3
1.4 Tujuan Penelitian 3
1.5 Manfaat Penelitian 3
1.6 Metode Penelitian 3
1.6.1 Objek Kajian Penelitian 4
1.6.2 Data/Variabel 4
1.6.3 Metode Pengumpulan Data 4
1.6.3.1 Penelitian Lapangan 4
1.6.3.2 Metode Pustaka 5
1.6.4 Alat Analisis 5
BAB II LANDASAN TEORI 6
2.1 Kerangka Teori 6
2.1.1 Pengertian Audit Operasional 7
2.1.2 Tujuan dan Ruang Lingkup Audit Operasional 8
2.1.3 Jenis – jenis Audit Operasional 9
2.1.4 Manfaat dan Keterbatasan Audit Operasional 9
2.1.5 Pelaksanaan Audit Operasional 10
2.1.6 Tahap – tahap Audit Operasional 11
2.2 Hubungan Struktur Pengendalian Intern Dengan
Audit Operasional 15
2.3 Sistem Penjualan 17
2.3.1 Hakekat dan Tujuan System Penjualan 19
2.3.2 Audit Operasional Untuk Pengukuran
Ekonomis, Efisiensi dan Efektivitas penjualan 19
2.4 Kajian Penelitian sejenis 21
2.5 Alat analisis 21
BAB III PEMBAHASAN 27
3.1 Objek Penelitian 27
3.2 Data / Variabel Yang Digunakan 27
3.3 Metode Pengumpulan Data 27
3.4 Hipotesis 28
3.5 Alat Analisis Yang Digunakan 30
BAB IV PEMBAHASAN 31
4.1 Data dan Profil Objek Penelitian 31
4.2 Hasil Penelitian dan Analisis/Pembahasan
4.3 Rangkuman Hasil Penelitian
BAB V PEUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR SIMBOL
LAMPIRAN






























DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1 : Anggaran dan Realisasi Penjualan tahun 2009
Tabel 2 : Anggaran dan Realisasi Penjualan tahun 2010
Tabel 3 : Anggaran dan Realisasi Biaya Penjualan tahun 2009
Tabel 4 : Anggaran dan Realisasi Biaya Penjualan tahun 2010
























DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 :








































BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belekang Masalah
Memasuki perdagangan bebas, persaingan dunia usaha demikian ketat. Hal tersebut merupakan tantangan bagi Indonesia yang sedang mangalami keterpurukan di segala bidang khususnya di bidang ekonomi, saat ini Indonesia terus berjuang untuk terus memperbaiki keadaan ekonomi tersebut. Masalah yang timbul antara lain adalah bertambahnya jumlah penganguran karena lapangan pekerjaan yang semakin terbatas. Terbatasnya lapangan pekerjaan ini disebabkan antara lain karena perusahaan-perusahaan yang kurang dapat bertahan menghadapi kenaikan harga dan persaingan bisnis yang semakin ketat. Pembangunan ekonomi harus terus dilakukan dan mendapat perhatian utama karena mempunyai pengaruh besar dalam usaha mempertahankan stabilitas perekonomian di Indonesia.
Salah satu sector yang diharapkan oleh pemerintah untuk menompang kemajuan ekonomi adalah sector perdagangan. Hal ini diperlukan dalam rangka mempersiapkan diri menuju era perdagangan bebas dunia usaha. Saat ini semakin banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan disebabkan bidang perdagangan cukup memberikan prospek yang baik walaupun banyan dari mereka yang gagal dalam melaksanakan kegiatan operasinya.
Banyak yang berpendapat bahwa kegagalan tersebut disababkan oleh keadaan ekonomi yang belum stabil, persainngan yang semakin ketat dan perkembangan teknologi yang sangat pesat, padahal sebagian besar kegagalan tersebut disebabkan perusahaan tidak mengetahui bagaimana cara untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain ditambah perusahaan tersebut tidak mengikuti perkembangan perdagangan dunia yang terjadi.


Keberhasilan suatu perusahaan dalam mendapatkan keuntungan yang maksimal tidak terlepas dari adanya pengendalian yang efektif atas semua kegiatan yang ada dalam perusahaan, sebab itu perusahaan harus berusaha untuk menghindari adanya pemborosan dalam hal-hal yang dapat membawa kerugian bagi perusahaan.
Audit operasional sebagai bagian dari fungsi pengendalian merupakan suatu alat bagi manajemen untuk mengukur dan mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan. Manajemen harus memperhatikan segala aspek dalam perusahaan terutama unsur-unsur yang dapat mempengaruhi penetapan laba rugi perasahaan. Salah satu elemen penting yang dapat mempengaruhi penetapan laba rugi perusahaan adalah penjualan, karena dengan adanya kegiatan penjualan memungkinkan tercipanya pendapatan yang selanjutnya setelah dikurangi dengan berbagai biaya operasi akan menciptakan laba dalam jangka panjang berguna unuk menjamin kontinuitas perusahaan atau rugi yang dalam jangka waktu tertentu dapat membuat perusahaan tidak dapat lagi melanjutkan usahanya.
Maka dengan adanya masalah tersebut, penulis terdorong untuk melakukan penulisan ilmiah yang berkaitan dengan audit operasional dan mengambil judul :
“Analisis Audit Operasinal Atas Aktivitas Penjualan Pada PT. MARTINA BERTO Dalam Rangka Meningkatkan Efisiensi dan Efektifitas Periode Tahun 2010”.

1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang penulis paparkan di atas maka penulis mencoba menguraikan pokok permasalahan sebagai berikut :
1) Bagaimana proses atau langkah-langkah pelaksanaan audit operasional sebagai aktivitas utama audit intern atas system penjualan?
2) Apakah prosedur penjualan pada perusahaan tersebut sudah efektif dan efisien?
3) Apakah elemen pengendalian manajemen tersebut sudah ada dan memadai, serta menunjang ekonomis, efektif dan efisien fungsi penjualan?
1.3 Batasan Masalah
Mengingat terlalu luasnya pembahasan mengenai audit operasional, maka dalam penulisan ini hanya dibatasi pada audit operasional hanya pada system pengendalian intern atas aktivitas fungsi penjualan.

1.4 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang dirumuskan, maka tujuan diadakannya penelitian adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui proses atau langkah-langkah pelaksanaan audit operasional sebagai aktivitas utama audit intern atas system penjualan.
2. Untuk mengetahui prosedur penjualan pada perusahaan yang efektif dan efisien.
3. Untuk mengetahui elemen pengendalian manajemen perusahaan yang memadai sehingga dapat menunjang ekonomis, efektif dan efisien fungsi penjualan.

1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Dapat memberikan suatu masukan dan pertimbangan yang dapat digunakan untuk meningkatkan pelayanan pada penjualan.
2. Agar berguna bagi masyarakat luas pengetahuan tentang penjualan.
3. Bagi penulis adalah untuk menambah kepustakaan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang audit yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan di Universitas Gunadarma dan dapat diterapkan di dunia kerja dengan terjun langsung kelapangan.
4. Untuk pembaca adalah sebagai dasar pembanding bagi pembaca yang akan mengadakan penelitian sejenis.

1.6 Metode Penelitian
Untuk memudahkan penulis dalam mengumpulkan data dan untuk menyusun penulisan ilmiah ini penulis menggunakan metode :
1.6.1 Objek Kajian Penelitian
Objek kajian penelitian adalah objek kajian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (suharmisi arikunto,2000:99). Adapun objek penelitian yang dikaji penulis adalah analisis audit operasional atas aktifitas penjualan dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas yaitu pada :
PT. MARTINA BERTO tepatnya di Jl. Pulo kambing II No. 1 KIP Pulo Gadung Jakarta Timur.

1.6.2 Data / Variabel
Dalam penelitian ilmiah ini jenis data variabel yang digunakan yaitu:
a) Data Primer
Data ini bersumber dari objek penelitian terhadap perusahaan yang di teliti dengan melakukan survey langsung dan juga interview langsung pada PT. MARTINA BERTO
b) Data Sekunder
Data ini diperoleh dengan cara mengumpulkan data yang telah diolah oleh pihak perusahaan berupa dokumen-dokumen yang berkaitan dengan audit operasional pada penjualan.

1.6.3 Metode Pengumpulan Data
Untuk memudahkan penulis dalam mengumpulkan data dan untuk menyusun penulisan ilmiah ini penulis menggunakan metode :

1.6.3.1 Penelitian Lapangan (Field Research)
Riset ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara langsung pada perusahaan melalui :

a. Dokumentasi
Yaitu mencari data kepada perusahaan secara langsung mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, laporan, agenda dan sebagainya.
b. Interview
Yaitu pengumpulan data dengan wawancara atau tanya jawab langsung pada perusahaan serta bagian-bagian yang terkait dengan tema penulisan. Interview ini digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh.
c. Observasi
Yaitu pengamatan lansung suatu objek yang akan diteliti dalam waktu singkat dan bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai objek penelitian.

1.6.3.2 Metode Pustaka
Dilakukan dengan cara mencari dan membaca sumber-sumber pustaka atau literature-literature yang ada hubungannya dengan materi penulisan. Metode ini sebagai pelengkap dalam penulisan dari penelitian lapangan yang dilakukan sebelumnya.

1.6.4 Alat Analisis
Alat analisis yang digunakan penulis dalam penelitian ilmiah ini yaitu:
a) Koesioner adalah pertanyaan tertulis yang disampaikan kepada perusahaan yang bersangkutan
b) Flowchart (Bagan Alir Dokumen / Document Flowchart)














BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Kerangka Teori
2.1.1 Pengertian Audit Operesional
Menurut Mulyadi (2002:9), secara umum Auditing adalah suatu proses sistemetis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta penyampaian hasilnya kepada yang pemakai yang berkepentingan.
Menurut Arens dan Loebbecke (1996:1), Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seseorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan kreteria yang telah ditetapkan.
Audit operasional merupakan hasil perkembangan dari pemeriksaan intern yang memperluas ruang lingkup aktivitasnya keseluruh bidang atau lingkup operasi perusahaan, tidak selalu pada fungsi akuntansinya saja. Banyak istilah yang digunakan dalam audit operasional, menurut Sukrisno Agoes (1996:173) manajemen audit disebut juga operasional audit, functional audit, system audit. Pada dasarnya istilah-istilah di atas memiliki makna yang sama dengan audit operasional.
Audit operasional menurut Lawrence B. Sawyer (1986:113) memberikan devinisi :
“Operasional auditing is an independent appraisal of diverse operations and control, within on organization to determind wheter acceptable policies and procedures are followed established standards are mets recources are use efficiently and economically, and the organization objectivies are being achieve”.
Devinisi diatas dapat diartikan sebagai berikut :
“ Pemeriksaan operasional adalah suatu penilaian independent terhadap macam-macam operasi dan pengendalian, di dalam suatu organisasi untuk menentukan apakah kebijaksanaan dan prosedur yang sudah diterima diikuti standar yang telah ditetapkan dipenuhi dan sumber daya yang digunakan dengan efisien dan ekonomis, serta tujuan organisasi sudah tercapai ”
Menurut Sukrisno Agoes (1996:173) memberikan devinisi audit operasional adalah:
“ Audit Operasional adalah suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis ”
Dalam buku petunjuk pemeriksaan operasional yang diterbitkan oleh Pusat Pengembangan Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, dikemukakan devinisi audit operasional sebagai berikut:
“ Pemeriksaan operasional adalah evaluasi yang bebas, selektif dan analitis atas suatu program atau fungsi dengan tujuan untuk memberikan saran-saran perbaikan kepada objek yang diperiksa ”
Dari beberapa devinisi audit operasional diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa semua devinisi memberikan suatu pengertian yang kurang lebih sama, hanya diberikan tekanan yang berbeda. Dengan demikian menurut penulis audit operasional dapat didevinisikan sebagai berikut:
“ Suatu yang bebas, selektif dan analisis atas suatu fungsi, yang dilaksanakan oleh orang yang independen dengan tujuan untuk memberikan rekomendasi kepada manajemen supaya dalam melaksanakan fungsi dapat dilakukan efektif, efisien dan ekonomis ”.





2.1.2 Tujuan dan Ruang Lingkup Audit Operasional
Adapun tujuan audit operasional sukirno agoes (1996:173) adalah sebagai berikut:
1. Untuk menilai kinerja (performance) dari manajemen dan berbagai fungsi dalam perusahaan.
2. Untuk menilai apakah berbagai sumber daya (manusia, mesin, dana, harta dan lainya) yang memiliki perusahaan telah digunakan secara efisiensi dan ekonomis.
3. Untuk menilai efektivitas perusahaan dalam mencapai tujuan (objektiv) yang telah ditetapkan oleh top manajemen.
4. Untuk dapat memberikan rekomendasi kepada top manajemen untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam penerapan struktur pengendalian intern perusahaan, dan prosedur operasional perusahaan, dalam rangka meningkatkan efisiensi, keekonomian dan efektifitas dari kegiatan operasi perusahaan.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik pengertian tujua audit operasional secara jelas yaitu membantu manajemen dengan cara memberikan rekomendasi perbaikan atas hal-hal seperti berikut ini:
a) Operasi yang sedang berjalan.
b) Operasi di masa mendatang agar lebih efisien, efektif dan ekonomis.
c) Kemungkinan / kesalahan di masa mendatang.
Adapun ruang lingkup audit operasional juga sangat berbeda dengan ruang llingkup audit keuangan. Perbadaan ini terletak padxa lebih luasnya ruang lingkup audit operasional di mana bukan hanya menyangkut ruang lingkup catatan akuntansinya saja, tetapi secara lebih luas menyangkut seluruh aspek kegiatan, keuangan, produksi, pemasaran, teknis, personalia dan aspek-aspek lain dari kegiatan yang berarti mencakup seluruh aspek operasi.




2.1.3 Jenis-jenis Audit Operasional
Menurut Alvin A. Arrens dan James K. Loebbecke (1996:832) audit operasional terbagi dalam 3 kategori, yaitu:
a. Audit Fungsional
Audit fungsional adalah audit yang berkaitan dengan sebuah fungsi atau lebih, dalam suatu organisasi. Kelebihan dari audit fungsional adalah kemungkinan adanya spesialisasi oleh auditor, sehingga mereka dapat menggunakan seluruh waktu mereka untuk memeriksa pada bidang tertentu dengan lebih efisien. Kelemahan dari audit fungsional ini adalah tidak dievaluasinya fungsi-fungsi yang berkaitan.
b. Audit Organisasional
Audit operasional atas suatu organisasi menyangkut keseluruhan unit organisasi seperti departemen, cabang atau anak perusahaan. Penekanan dalam audit ini adalah bagaimana efisiensi dan efekifitasnya fungsi-fungsi dalam berinteraksi.
c. Audit Penugasan Khusus
Penugasan audit dan penugasan khusus timbul atas permintaan manajemen, terdapat variasi yang luas terhadap audit ini, misalnya untuk mengetahui sebab-sebab suatu System Elektronic Data Processing (EDP), yang tidak efektif, penyelidikan kemungkinan adanya kecurangan dalam devisi dan membuat rekomendasi untuk mengurangi biaya produksi suatu barang.

2.1.4 Manfaat dan Keterbatasan Audit Operasional
Menurut Supriyono dan Haryono Yusuf (1995:22), audit operasional memberikan manfaat sebagai berikut:
a) Mengidentifikasikan tujuan, kebijakan, sasaran, peraturan, prosedur dan struktur organisasi yang belum ditentukan sebelumnya.
b) Mengidentifikasikan kriteria pengukuran pencapaian tujuan organisasi dan penilaian prestasi manajemen .
c) Secara independent dan objektif menilai prestasi individual dan kebijakan unit organisasi tertentu.
d) Menetukan apakah organisasi mematuhi tujuan, kebijakan, sasaran, prosedur dan struktur organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.
e) Menentukan efisiensi, efektifitas dan okonomis system perencanaan dan pengendalian manajemen.
f) Menentukan keandalan dan manfaat berbagai laporan manajemen
g) Menentukan masalah-masalah organisasi yang timbul dan jika mungkin menentukan penyebabnya.
h) Mengidentifikasikan kemacetan potensial yang mungkin terjadi di masa yang akan datang serta cara-cara untuk mengatasinya.
i) Mengidentifikasikan kesempatan potensial untuk meningkatkan laba.
j) Mengidentifikasikan alternative tindakan dalam berbagai bidang kegiatan.
k) Menyediakan saluran komunikasi tambahan antara manajemen pelaksanaan dengan manajemen puncak.
Meskipun audit operasional memiliki banyak manfaat, namun pemeriksaan ini juga memiliki keterbatasan karena tidak dapat menyelesaikan semua masalah yang timbul dalam organisasi. Ada 3 keterbatasan audit operasional menurut Supriyono dan HaryonoYusuf (1995:23), yaitu:
1. Pengetahuan pemeriksaan operasional
2. Waktu pemeriksaan.
3. Biaya pemeriksaan.

2.1.5 Pelaksanaan Audit Operasional
Menurut Alvin Arren dan James K. Loebbecke (1996:83), Audit operasional biasanya dilakukan oleh 3 pihak sebagai berikut:
1. Auditor Intern
Auditor intern bekerja di suatu perusahaan untuk melakukan audit bagi kepentingan manajemen perusahaan. Kelebihan auditor intern adalah mereka untuk perusahaan da mereka lebih banyak mendapat informasi mengenai perusahaan dan kegiatan operasinya. Hal ini sangat penting untuk audit operasional yang efektif.
2. Auditor Pemerintahan
Auditor pemerintahan di Indonesia dapat berupa Badan Pemeriksaan Keuangan (Bapeka), Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Inspektorat Jendral pada setiap departemen yang mempunyai tugas untuk mengadakan pengawasan terhadap kekayaan atau kecurangan Negara.
3. Akuntan Publik Terdaftar
Kantor akuntan public terdaftar bertanggung jawab atas audit bagi perusahaan public dan perusahaan lainya. Penggunaan laporan keuangan yang diaudit di Indonesia semakin banyak berkembangnya dunia usaha dan pasar modal.

2.1.6 Tahap – Tahap Audit Operasional
Agar pemeriksaan operasional dapat mencapai tujuannya, maka perlu disusun pemeriksaan operasional dapat digolongkan menjadi tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pengumpulan dan evaluasi bukti dan tahap pelaporan serta tindak lanjut. Sedangkan menurut Supriyono tahap – tahap pemeriksaan operasional dapat digolongkan menjadi lima tahap, yaitu:

1. Tahap Pendahuluan
Agar pemeriksaan operasional dapat dilaksanakan dengan baik, maka pemeriksa harus memahami objek pemeriksanya. Pemahaman atas objek pemeriksaan dalam tahap pendahuluan ini meliputi: sifat objek pemeriksaan, hubungan pertanggungjawaban, tujuan, program, operasi dan kegiatan objek pemeriksaan, pelaksanaanya, sumber daya, struktur pengendalian dan penerapannya dalam praktek lingkungan pekerjaan, adapun tujuan dilakukannya persiapan pendahuluan adalah untuk menjamin bahwa periksa memahami lingkungan pemeriksaan dan mengidentifikasi aspek-aspek yang kemungkinan terdapat kelemahan yang memerlukan perbaikan, sehingga dapat mengakibatkan tujuan objek pemeriksaan tidak tercapai.
Dalam persiapan pendahuluan juga harus diperhitungkan resiko yang kemungkinan kegagalan yang dihadapi oleh objek pemeriksaan dan aparat pengawasan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Adapun factor-faktor yang menyebabkan tingginya tingkat resiko yang akan dihadapi antara lain : pengendalian yang lemah, kerumitan dan mutu system informasi manajemen, perubahan di dalam objek pemeriksaan serta sifat transaksi yang berkaitan dengan fungsi yang diperiksa.

2. Tahap Penelitian Lapangan
Dalam tahap ini dapat digunakan kuisioner pemeriksaan operasional, sehingga diperoleh pengetahuan yang cukup atas kegiatan unit organisasi yang diperiksa, dapat diidentifikasi masalah unit organisasi dan memutuskan pemusatan usaha-usaha pemeriksaan.

3. Tahap Pengembangan Program Pemeriksaan
Penyusunan program pemeriksaan dalam bentuk dokumen tertulis sangat penting karena memberikan manfaat untuk:
a. Perencanaan pemeriksaan.
b. Menyediakan pedoman untuk pengumpulan dan pengevaluasian bukti pemeriksaan.
c. Serta menunjukan langkah terinci untuk mengumpulkan dan menganalisis bukti pemeriksaan yang cukup dan kompeten dalam rangka mencapai tujuan pemeriksaan yang telah ditentukan sebelumnya, sehingga pemeriksaan dapat dilakukan secara efisien namun efektif.

4. Tahap Pelaksanaan Pemeriksaan
Pelaksanaan pemerikasaan meliputi semua langkah-langkah yang ada dalam langkah pemeriksaan untuk memperoleh dan menganalisis buku, menarik kesimpulan pemeriksaan dan menyusun rekomendasi. Dalam tahap ini pemariksa juga dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang khusus, sebab-sebab serta masalh yang ditimbulkan dan mengembangkan rekomendasi perbaikan. Jadi proses yang terpenting adalah dalam tahap ini adalah proses pengenbangan temuan dimana diketahui kondisi yang terjadi, criteria yang seharusnya terjadi, sebab kondisi yang ada menyimpang dari kriteria dan akibatnya. Dimana setip lagkah yang ada pada program pemeriksaan dituangkan dalam kertas kerja pemeriksaan.
Menurut Profesor Soemardjo Tjitrosidojo ada beberapa hal / masalah yang ada dapat memerlukan perhatian khusus dalam tahap-tahap penemuan fakta dan analisa yaitu tujuan dan kebijakan organisasi, struktur organisasi, manajemen dan para pegawai operasi, jasa yang diberikan, fasilitas / peralatan, hubungan dengan organisasi / pihak lain, factor – factor ektern (seperti pasar, kompetisi), system pengendalian operasi dan administrative, system dan prosedur operasi, penggunaan dan pengamanan sumber daya, produktivitas peralatan.
Sedapat mungkin pemerintah mengukur aktivitas yang dipelajari dengan menggunakan kriteria yang wajar, relevan, objektif (tidak berat sebelah) untuk mendukung kesimpulan penilaian rekomendasi. Criteri pengukuran dapat diberikan oleh pihak yang memberikan penugasan atau apabila tidak ada pemeriksa operasional mengembangkan criterianya sendiri terlebih dahulu mendiskusikan criteria pengukuran sebelum pelaksanaan dan digunakan sebagai suatu dasar bagi evaluasi suatu aktivitas tertentu.
Teknik pengumpulan bukti pemeriksaan operasional yang dapat dilakukan dengan cara:
a) Wawancara, ini merupakan suatu cara yang langsung untuk mengumpulkan informasi. Sering kali pemeriksa justru mendapatkan masukan (komentar, kesan, saran) yang berharga dalam menemukan kelemahan dan kesempatan bagi perbaikan.
b) Koesioner yaitu kumpulan pertanyaan secara tertulis untuk memperoleh pengetahuan mengenai struktur pengendalian internnya.
c) Observasi, ini membantu auditor untuk mengerti apakah berbagai kebijakan dan prosedur adalah memang perlu, sesuai dan efektif namun ekonomis.

5. Tahap Pelaporan dan Tindak Lanjut
Suatu laporan yang dihasilkan oleh suatu pemerikasa operasional dimaksudkan untuk memberikan suatu pemahaman tentang fakta atau alas an bagi kesimpulan dan rekomendasi. Laporan di alamatkan kepada yang memberikan penugasan. Walaupun laporan pemeriksaan berbeda dalam format namun suatu laporan pada umumnya memuat unsure-unsur sebagai berikut:
a) Tujuan pemeriksaan / penugasan dan ruang lingkup.
b) Menyajikan fakta-fakta mengenai temuan pemeriksaan secara tepat dan jelas.
c) Menyajikan rekomendasi praktis dan penyalesaian masalah unit organisasi yang diperiksa.
Fungsional pemerintah ( APFP) menyatakan antara lain bahwa:
a. Laporan pemeriksaan harus dibuat secara tertulis dan di sampaikan kepada pejabat yang berwenang sesuia dengan peraturan perundang-undangan.
b. Laporan pemeriksaan harus dibuat segera selah selesai pemeriksa dan di sampaikan kepada pejabat yang berkepentingan tepat pada waktunya.
c. Tiap laporan pemeriksaan harus memuat tujuan ruang lingkup dan sasaran pemeriksaan, disusun dengan baik, menyajikan informasi yang layak, serta pernyataan pemeriksaan telah dilaksanakan sesuai dengan Standar Pelaporan Pemeriksaan Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah.
d. Setiap laporan hasil pemeriksaan operasional harus memuat temuan dan kesimpulan pemeriksaan secara obyektif serta rekomendasi yang konstruktif, lebih mengutamakan usaha perbaikan atau penyempurnaan daripada kritik, mengungkapkan hal-hal yang masih masalah yang belum dapat diselesaikan sampai berakhirnya pemeriksaan (bila ada), mengemukakan penjelasan penjabat objek yang di periksa mengenai hasil pemeriksaan.

2.2 Hubungan Struktur Pengendalian Intern dengan Audit Operasional
Dalam suatu organisasi yang besar dan komplek, mnajemen pucak suatu operasi tidak dapat secara langsung merencanakan dan mengendalikan sendiri semua kegiatan organisasinya. Manajemen perlu mendelegasikan semua wewenangnya kepada manajer yang lebih rendah. Manajemen memerlukan system untuk merencanakan dan mengendalikan kegiatan organisasinya.
Struktur pengendalian intern organisasi menurut Mulyadi (1992:68) terdiri dari kebijakan dan prosedur yang diciptakan untuk memberikan jaminan yang memadai agar tujuan organisasi dapat dicapai. Kebijakan adalah pedoman yang dibuat oleh mamajemen untuk mencapai tujuan, sedangkan prosedur adalah langkah-lankah tertentu yang harus dijalankan dan tujuan adalah akhir suatu kegiatan / hasil yang di capai. Adapun unsur-unsur pokok struktur pengendalian intern oleh Mulyadi (1992:70-80) terdiri dari :
1) Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian mencerminkan sikap dan tindakan para pemilik dam manajer perusahaan mengenai pentingnya pengendalian intern perusahaan. Unsur-unsurnya meliputi falsafah mamajemen dan gaya operasi, struktur organisasi, berfungnya Dewan Komisaris dalam mengawasi pengelolaan perusahaan oleh manajemen, metode pengendalian intern mulia dari penyusunan program, penyusunan anggaran, pelaksanaan dan pengukuran hingga pelaporan dan analisis, kebijakan dan prosedur kepegawaian dan kendaraan pengendalian.

2) Sistem Akuntansi
Diciptakan untuk mengidentifikasi, menggolongkan, menganalisis, mencatat dan melaporkan transaksi suatu kesatuan usaha serta menyelenggarakan pertanggungjawaban kekayaan dan utang kesatuan.
3) Prosedur Pengendalian
Suatu perusahaan membutuhkan kebijakan dan prosedur untuk menyediakan jaminan tambahan bahwa tujuan perusahaan akan tercapai. Kebijakan perusahaan tersebut pada umum nya digolongkan kepada kelompok-kelompok pemisahan tugas yang memadai, perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang cukup, pengendalian fisik atas kekayaan dan catatan, pengecekan secara independent atas kinerja.

Dapat disimpulkan bahwa system pengendalian yang baik memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:ntujuan dan strategi yang ditentukan secara seksama, struktur organisasi yang didasarkan atas desentralisasi, karyawan yang kompeten, berpengalaman yang terlatih, system penyusunan program yang baik, system penyusunan anggaran yang baik, penggunaan teknik-teknik untuk perencanaan dan pengendalian, system akuntansi yan baik, memberikan umpan yang baik dan dirancang untuk memjamin efisiensi, efektifitas dan ekonomis.
Dihubungkan dengan struktur pengendalian intern seperti di atas, pemeriksaan operasional memberikan jasa kepada manajemen dalam mengevaluasi secara obyektif setiap pengendalian yang mempengaruhi tingkat efisiensi, efektivitas dan kehematan pelaksanaan kegiatan organisasi dapat dikatakan efisiensi jika:
 Dalam melaksanakan kegiatannya telah dikonsumsi sumber-sumber atau beban yang lebih kecil untuk menghasilkan output dalam jumlah tertentu.
 Dalam melaksanakan kegiatannya telah dikonsumsi sumber-sumber dalam bidang tertentu untuk menghasilkan output yang maksimal.
Organisasi atau unit organisasi dikatakan efektif jika outputnya memberikan sumbangan yang benar terhadap pencapaian tujuan perusahaan. Sedangkan kehematan adalah efisiensi dan efektifitas dalan penggunaan sumber-sumber organisasi untuk pencapaian tujuan dalam jangka panjang.
Agar kegiatan dapat dilaksanakan dengan efisien, efektif dan hemat kegiatan tersebut perlu direncanakan, di koordinasi dan dikendalikan. Oleh karena itu, struktur pengendalian intern harus dirancang dan dilaksanakan oleh dan untuk manajemen. Sehingga apabila di temukan kelemahan-kelemahan dalam struktur pengendalian internnya dapat diberikan rekomendasi untuk memperbaikinya demi tercapainya peningkatan ekonomis, efisiensi di masa yang akan datang.

2.3 Sistem Penjualan
System penjualan merupakan aktivitas utama yang dilakukan oleh semua badan usaha karena hasil dari penjualan inilah yang akan menjamin kelangsungan hidup suatu badan usaha.
Menurut W. Gerald Cole ayng dikutip dalam Zaki Baridwan (1993:3), mendefinisikan system dari suatu kerangka prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari suatu perusahaan. Sedangkan prosedur adalah urutan-urutan suatu pekerjaan kiran (clerical), biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang terjadi.
Menurut Zaki Baridwan (1993:109), bagian yang terkait dalam prosedur penjualan adalah bagian penjualan, bagian gudang, bagian pengiriman, bagian biling dan bagian akuntansi. Fungsi dari berbagai bagian tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bagian Penjualan
Bertugas mengawasi semua order yang diterima, memeriksa surat order (surat perintah kerja) yang diterima dari langganan dan melengkapi informasi yang kurang berhubungan dengan spesifikasi dan tanggal pengiriman, menentukan tanggal pengiriman dan tempatnya setelah terlebih dahulu bernegosiasi dengan langganan, membuat surat perintah pengiriman (shipping orders) dan membuat catatan mengenai pengiriman barang.
2. Bagian Gudang
Hubungannya dengan penjualan, bagian gudang bertugas menyiapkan barang seperti yang tercantum dalam surat perintah pengiriman untuk di bungkus dan dikirim ke pembeli.
3. Bagian pengiriman
Bagiab pengiriman bertugas unuk mengirim pesanan (barang) pada pembeli. Pengiriman dilakukan setelah ada surat perintah kerja / surat perintah pengiriman dari bagian penjualan. Pengiriman dapat dilakukan oleh bagian pengiriman yang dimiliki oleh perusahaan sendiri atau dengan menggunakan jasa pengiriman pihak lain dari luar perusahaan.
4. Bagian Billing
Bagian ini mempunyai tugas membuat / menerbitkan faktur penjualan dan tembusannya, serta mengkalkulasi biaya pengiriman.
5. Bagian Akuntansi
Bagian yang melakukan catatan pendapatan dan biaya yang berkenaan dengan transaksi penjualan serta biaya-biaya lainnya seperti biaya asuransi kerugian.



2.3.1 Hakekat dan Tujuan Sistem Penjualan
Penjualan adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk mencapai tujuan seluruh usaha pemasaran pada umumnya, yaitu meningkatkan penjualan yang dapat menghasilkan laba dengan menawarkan kebutuhan yang memuaskan kepada pelanggan / pasar dalam jangka waktu yang panjang.

Tujuan dari suatu system penjualan :
a) Mencapai volume penjualan tertentu.
b) Mendapatkan laba tertentu.
c) Menunjang pertumbuhan perusahaan.
Untuk mencapai tujuan dari system penjualan tersebut maka perlu adanya kerjasama yang baik antara pelaksanaan penjualan dengan fungsionaris di dalam perusahaan tersebut. Namun demikian semua ini tetap menjadi tanggung jawab dari pimpinan, karena pimpinanlah yang harus mengukur seberapa besar sukses atau kegagalan yang dihadapinya. Dan untuk maksud tersebut maka pimpinan harus mengkoordinir semua fungsi dengan baik termasuk fungsi penjualan.
Dalam mencapai tujuan tersebut diatas pimpinan dapat mendelegasikan sebagai wewenangnya kepada para fungsionalis di bawahnya.

2.3.2 Audit Operasional Untuk Pengukuran Ekonomis, Efisiensi dan Efektivitas Penjualan
Menurut Soekrisno Agoes (1996:180), pengertian efektivitas, efisiensi dan ekonomis dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Efektivitas berarti bahwa produk akhir suatu kegiatan operasi telah mencapai tujuannya baik ditijau diri segi kualitas dan kuantitas hasil kerja maupun batas waktu yang ditargetkan.
2) Efisiensi berarti bertindak dengan cara yang dapat meminimalisasi kerugian atau pemborosan sumber daya dalam melaksanakan atau menghasikan sesuatu.
3) Ekonomis berarti cara memperoleh suatu barang (hal) secara berhati-hati dan bijak (prudent) agar diperoleh hasil yang baik.
Untuk menilai prestasi suatu unit usaha diperlukan pembanding yaitu berupa criteria-criteria tertentu. Dalam pemeriksaan suatu operasional criteria dapat berasal dari ketentuan yang ditetapkan oleh manajemen puncak, apabila belum ada maka pemeriksa operasional dapat berasal dari ketentuan yang ditetapkan oleh manajemen puncak, apabila belum ada maka pemeriksa mendiskusikan dengan pemberi penugasan. Salah satu pengembangan criteria yang dapat digunakan berasal dari Pedoman Pemeriksaan Operasional BPKP. Disebutkan dalam buku tersebut bahwa terdapat berbagai jenis criteria (hal) berdasarkan sifat / sumbernya. Namu kesemuanya itu dapat digolongkan berdasarkan pendekatan criteria pemeriksaan menjadi dua criteria yaitu :

1) Kriteria Proses
Yaitu criteria yang digunakan untuk menilai / menguji proses suatu kegiatan yang pada umumnya berhubungnya dengan system, prosedur, pengendalian dan operasi obyek yang diperiksa.
Sesuai dengan tujuan, criteria ini harus dapat digunakan untuk menguji dan menjawab apakah :
a. System yang ditetapkan pada obyek pemeriksaan sudah memadai sehingga mendukung kelancaran kegiatan yang dilaksanakan oleh obyek pemeriksaan.
b. Prosedur yang ditetapkan pada obyek pemeriksaan sudah memadai, sederhana dan tidak terdapat tumpangan tindih tugas.
c. Pengendalian yang ditetapkan pada obyek pemeriksaan sudah memadai.
d. Operasi yang dilakukan oleh obyek pemeriksaan sudah memadai sehingga dapat mencapai tujuan yang ditetapkan.

2) Kriteria Hasil
Yaitu criteria yang digunakan untuk menguji hasil dari suatu kegiatan, criteria ini berhubungan dengan efektivitas, efisiensi dan ekonomis.
Sesuai dengan fungsinya, criteria ini dapat digunakan untuk menguji dan menjawab apakah :
a) Kegiatan operasi pemeriksaan sudah dilaksanakan dengan efisien yaitu terdapat perbandingan yang memadai antara pengguna sumber daya yang tersedia dengan hasil yang dicapainya.
b) Kegiatan operasi sudah dilaksanakan dengan ekonomis, yaitu memilih sumberdaya dengan hati-hati dan harga yang paling rendah.
c) Kegiatan operasi sudah mencapai sasaran yang sudah ditetapkan dalam perencanaan kegiatan yang bersangkutan.
d) Kegiatan operasi sudah memenuhi syarat-syarat yang disebutkan dalam kontrak dengan pelanggan.

2.4 Kajian Penelitian Sejenis
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Catur Wahyu Pribadi, npm 20203213, angkatan 2006, jurusan akuntansi dengan judul analisis audit operasional atas aktivitas penjualan jasa pada PT. Repex Perdana Internasional (FEDEX) dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas periode tahun 2006 dengan kesimpulan masalah

2.5 Alat Analisis
Penulis menggunakan alat analisis yang berupa flow Chart

















BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah mengenai analisis audit operasional atas aktivitas penjualan dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pada PT. MARTINA BERTO yaitu sebuah perusahaan yang bergerak dibidang kosmetik yang terletak di Jl. Pulo kambing II No. 1 KIP Pulo Gadung Jakarta Timur.

3.2 Data / Variabel Yang Digunakan
Data yang digunakan dalam penelitian ilmiah ini adalah :
a. Bagan struktur organisasidan uraian tugas
b. Contoh-contoh dokumen yang digunakan dalam aktivitas penjualan
c. Anggaran penjualan dan realisasi penjualan tahun 2009 dan 2010
d. Anggaran biaya penjualan dan realisasinya untuk tahun 2009 dan 2010

3.3 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara :
1. Penelitian lapangan (Field Reserch)
Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung pada perusahaan yang menjadi objek penelitian untuk memperoleh data primer.
Data primer ini dapat diperoleh melalui :
a. Dokumentasi
Data yang didapat oleh penulis dari PT. Martina Berto secara langsung mengenai dokumen audit operasional dan pengendalian intern penjulan perusahaan.
b. Interview
Mengumpulkan data dengan cara wawancara atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung kepada pihak-pihak yang terkait dengan objek penelitian.

c. Observasi
Mengumpulkan data dengan mengadakan pengamatan langsung di lapangan terhadap objek yang di teliti. Data yang dihasilkan dari observasi ini dilakukan untuk memperoleh gambaran nyata mengenai pelaksanaan auditor dan pengendalian intern dalam penjualan dan dapat juga dijadikan alat untuk memvalidasi jawaban yang diperoleh dari jawaban kuesioner.
2. Metode Pustaka
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data sekunder, yaitu penelitian yang dilakukan melalui pengumpulan data dengan membaca sumber-sumber, menganalisis dan menarik suatu kesimpulan melalui buku-buku yang menjadi buku wajib dalam mata kuliah yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Penelitian ini akan menjadi landasan teoritis bagi pelaksanaan analisis yang akan dilakukan.

3.4 Hipotesis
Motode yang digunakan penulis adalah sebagai berikut :
1. Analisis deskriptif kualitatif
Penulis melakukan analisis mengenai informasi-informasi dan data yang berhasil di peroleh baik yang dilakukan dengan wawancara maupun observasi. Hipotesis yang dikemukakan dalam penulisan ilmia ini adalah audit operasional fungsi penjualan yang memadai, berperan dalam menunjang efektifitas penjualan.
2. Analisis statistic
Pengujian data hipotesis merupakan suatu cara dalam statistic yang menguji anggapan dasar yang masih bersifat sementara sehingga dapat ditarik kesimpulan statistic menganai diterima atau ditolaknya hipotesisi.
Langkah – langkah yang ditempuh dalam analisis statistic adalah sebagai berikut :
a. Memisahkan setiap jawaban responden sesuai dengan jawaban yang diberikan yaitu Y (ya), R (ragu-ragu), T (tidak)
b. Menjumlahkan total jawaban
c. Membandingkan jumlah jawaban “ya” dengan jawaban kuesioner
d. Membuat presentase perhitungan dengan cara :
Untuk menghitung nilai presentase hasil jawaban para responden menggunakan perhitungan :

ΣJawaban”ya”
100%
ΣJawaban Kuesioner

e. Membuat kesimpulan
Untuk keperluan interprestasi hasil perhitungan presentase, penulis akan menggunakan ketentuan sebagai berikut :
1. 0% - 25%, berarti audit operasional fungsi penjualan tidak berperan dalam menunjang penjualan yang efektif.
2. 26% - 50%, berarti audit operasional fungsi penjualan sedikit berperan dalam menunjang penjualan yang efektif.
3. 51% - 75%, berarti audit operasional fungsi penjualan berperan dalam menunjang penjualan yang efektif.
4. 76% - 100%, berarti audit operasional fungsi penjualan sangat berperan dalam menunjang penjualan yang efektif.

3. Analisis efektivitas penjualan
Penulis melakukan analisis terhadap data dan laporan-laporan produksi yang diperoleh dari perusahaan untuk mendukung pengujian hipotesis analisis deskriptif kualitatif dan analisis statistic. Efektifitas penjualan dicapai jika volume penjualan mencapai target penjualan yang telah ditetapkan. Jika tidak memenuhi kuantitas yang telah ditetapkan penjualan dianggap tidak memenuhi target atau tidak efektif.



3.5 Alat Analisis Yang Digunakan
Alat analisis yang penulis gunakan dalam penilian ilmiah, yaitu dengan menggunakan :
1. Kuesioner, yaitu daftar pertanyaan yang disisipkan oleh penulis beberapa formulir yang diajukan secara tertulis kepada para pejabat yang berwenang yang terkait dengan masalah yang diteliti.
2. flowchart (Bagan alir)
flowchart (Bagan alir) menggambarkan arus dokumen dalam system dan prosedur disuatu unit usaha, untuk auditor yang terlatih baik, penggunaan flowchart lebih disukai karena auditor bisa lebih cepat melihat apa saja kelemahan-kelemahan dan kebaikan-kebaikan dari suatu system dan prosedur.
Berikut simbol-simbol standar yang umum digunakan untuk membuat bagan alir berserta maknanya :
Keterangan :


















2





















Dokumen. Simbol ini digunakan untuk menggambarkan semua jenis dukomen, yang merupakan formulir yang digunakan untuk merekam data terjadinya suatu transaksi. Nama dokumen dicantumkan ditengah symbol. Contoh dokumen yang digambarkan dengan symbol ini adalah : faktur penjualan, surat order penjualan, cek, bukti memorial, bukti kas keluar (voucher) surat permintaan dan pengeluaran barang gudang, faktur dari pemasok dan bukti kas masuk. Bagan alir harus menunjukan dengan jelas darimana suatu dokumen masuk ke dalam system dan kemana (system lain) dokumen keluar dari system.

Dokumen dan tembusannya. Simbol ini digunakan untuk menggambarkan dokumen asli dan tembusannya. Nomor lembar dokumen dicantumkan di sudut kanan atas.

Berbagai dokumen. Simbol ini digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis dokumen yang digabungkan bersama di alam satu paket. Nama dokumen dituliskan di dalam masing-masing simbol dan nomor lembar dokumen dicantumkan di sudut kanan atas simbol dokumen yang bersangkutan. Simbol dalam contoh tersebut menggambarkan faktur penjualan lembar ke-3 dilampiri dengan surat order penjualan lembar ke-1 dan surat muat.

Catatan. Simbol ini digunakan untuk menggambarkan catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat data yang direkam sebelumnya di dalam dokumen atau


























formulir. Nama catatan akuntansi di cantumkan di dalam simbol ini. Catatan akuntansi yang digambarkan dengan simbol ini adalah : jurnal, buku pembantu, dan buku besar.

Penghubung pada halaman yang sama. (0n page connector). Dalam menggambarkan bagan alir, arus dokumen dibuat mengalir dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan. Karena keterbatasan ruang halaman kertas untuk menggambar, maka diperlukan symbol penghubung untuk memungkinkan aliran dokumen berhenti di suatu lokasi lain pada halaman tertentu dan kembali berjalan di lokasi lain pada halaman yang sama. Dengan memperhatikan nomor yang dicantumkan di dalam simbol penghubung pada halaman yang sama, dapat diketahui aliran dokumen dalam system akuntansi yang digambarkan dalam bagan alir.


Akhir arus dokumen dan mengarahkan pembaca ke simbol penghubung halaman yang sama yang bernomor seperti yang tercantum di dalam simbol tersebut.

Awal arus dokumen yang berasal dari simbol penghubung halaman yang sama, yang bernomor seperti yang tercantum di dalam simbol tersebut.

Penghubung pada halaman yang sama (off-page connector). Jika untuk menggambarkan bagan alir suatu system akuntansi diperlukan lebih dari satu halaman, simbol ini harus digunakan untuk menunjukan kemana dan bagaimana bagan alir terkait satu dengan lainnya.













Via
pembeli





















Nomor yang tercantum didalam simbol penghubung menunjukan bagaimana bagan alir yang tercantum pada halaman tertentu terkait dengan bagan alir yang tercantum pada halaman yang lain.

Kegiatan manual. Simbol ini digunakan untuk menggambarkan kegiatan manual seperti : menerima order dari pembeli, mengisi formulir, membandingkan, memeriksa dan berbagai jenis kegiatan klerikal yang lain. Uraian singkat kegiatan manual dicantumkan di dalam simbol ini.

Keterangan, komentar. Simbol ini memungkinkan ahli system menambahkan keterangan untuk memperjelas pesan yang disampaikan dalam bagan alir.



Arsip sementara. Simbol ini digunakan untuk menunjukan tempat penyimpanan dokumen, seperti alamri arsip dan kotak arsip. Terdapat dua tipe arsip dokumen : arsip sementara dan arsip permanent. Arsip sementara adalah tempat penyimpanan dokumen yang dokumennya akan diambil kembali dari arsip tersebut di masa yang akan datang untuk keperluan pengolahan lebih lanjut terhadap dokumen tersebut. Untuk menunjukan urutan pengarsipan dokumen digunakan simbol berikut ini :

A = Menurut abjad
N = Menurut nomor urut
T = Kronologis, menurut tanggal





















Ya


Tidak





Arsip permanent. Simbol ini digunakan untuk menggambarkan arsip permanent yang merupakan tempat penyimpanan dokumen yang tidak akan diproses lagi dalam system akuntansi yang bersangkutan.

Online computer process. Simbol ini menggambarkan pengolahan data dengan komputer secara on-line. Nama program ditulis di dalam simbol.

Keying (typing, verifying). Simbol ini menggambarkan pemasukan data ke dalam computer melalui on-line terminal.

Pita magnetik (magnetic tipe). Simbol ini menggambarkan arsip komputer yang berbentuk pita magnetic. Nama arsip ditulis di dalam simbol.

Online storage. Simbol ini menggambarkan arsip komputer yang berbentuk on-line (di dalam memory komputer).

Keputusan. Simbol ini menggambarkan keputusan yang harus dibuat dalam proses pengolahan data. Keputusan yang dibuat ditulis di dalam simbol.

Garis alir (flowline). Simbol ini menggambarkan arah proses pengolahan data. Anak panah tidak digambarkan jika arus dokumen mengarah ke bawah dan ke kanan. Jika arus dokumen mengalir ke atas atau ke kiri, anak panah perlu dicantumkan.








Dari pemasok





Ke system
penjualan Persimpangan garis alir. Jika dua garis alir bersimpangan untuk menunjukan arah masing-masing garis, salah satu garis dibuat sedikit melengkung tepat pada persimpangan ke dua garis tersebut.

Pertemuan garis alir. Simbol ini digunakan jika dua garis alir bertemu dan salah satu garis mengikuti arus garis lainnya.

Mulai/berakhir (terminal). Simbol ini untuk menggambarkan awal dan akhir suatu system akuntansi.

Masuk ke system. Karena kegiatan di luar system tidak perlu digambarkan dalam bagan alir, maka diperlikan simbol untuk menggambarkan masuk ke system yang di gambarkan dalam bagan alir.

Keluar ke system lain. Karena kegiatan di luar system tidak perlu digambarkan dalam bagan alir, maka diperlukan simbol untuk menggambarkan keluar ke system lian.



Gambar 1 simbol – simbol standar menggambarkan bagan alir
System akuntansi

Rabu, 31 Maret 2010

Beli Beras Petani, Bulog Merugi Rp 720 Miliar

JAKARTA, KOMPAS.com — Perusahaan Umum atau Perum Bulog dilaporkan merugi sekitar Rp 720 miliar karena harus membeli beras petani di atas harga pembelian pemerintah atau HPP tahun 2010. Pembelian ini tak terelakkan karena merupakan salah satu tugas utama Bulog yang diperintahkan pemerintah dalam mengendalikan harga di tingkat petani sehingga tidak jatuh pada saat masa panen.

Ekonom sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Dradjad Hari Wibowo, mengungkapkan hal tersebut di Jakarta, Rabu (31/3/2010).

Menurut Dradjad, berkas laporan tentang realisasi pembelian beras yang membuat Bulog merugi itu akan diserahkan kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk diaudit. Kerugian ini tidak perlu terjadi seandainya harga pembelian riil yang dilakukan Bulog tidak melampaui HPP 2010 yang ditetapkan 31 Desember 2009.

"Jadi, Bulog harus nombok Rp 720 miliar. Namun, bagi Bulog sendiri tidak masalah karena merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Jadi, kerugian tersebut harus ditutup negara," ungkapnya.

Pemerintah menetapkan HPP atas gabah dan beras tahun 2010 naik 10 persen dibanding 2009. Kenaikan HPP tersebut dilakukan untuk mengantisipasi kenaikan harga komoditas di luar negeri dan menjaga agar keuntungan usaha tani tetap tinggi.

Kenaikan HPP atas gabah dan beras itu sudah memperhitungkan asumsi laju inflasi, mempertimbangkan kenaikan harga pupuk setelah masa tanam Oktober 2009-Maret 2010, dan kemungkinan lonjakan harga pangan dunia. Ketentuan ini ditetapkan pada Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2009 tentang Kebijakan Perberasan, yang berlaku mulai 1 Januari 2010. Sebelum ditetapkan, sebenarnya harga jual beras sudah jauh di atas HPP.

Dengan HPP baru tersebut, harga gabah kering panen di tingkat petani dengan kadar air maksimal 25 persen dan kadar hampa atau kotoran 10 persen ditetapkan Rp 2.640 per kg dari sebelumnya Rp 2.400 per kg. Adapun harga GKP di penggilingan Rp 2.685 per kg, sebelumnya Rp 2.440 per kg. Kenaikan HPP mengakibatkan kekurangan anggaran pengadaan beras di Bulog. Oleh karena itu, pemerintah perlu menambah anggaran bagi Bulog sebesar Rp 1,2 triliun.
Evaluasi masalah di atas dengan menggunakan metode kausal komperatif
Adapun ketujuh faktor tersebut yakni:
pertama karena pengaruh psikologis kenaikan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) tahun 2010 sebesar 10 persen, sesuai dengan Inpres No.7 Tahun 2009 tentang Kebijakan Perberasan.


Kedua, mundurnya masa tanam yang mengakibatkan mundurnya panen, sehingga masa paceklik menjadi lebih panjang.
Ketiga, beras bersubsidi (rasdi) yang belum berjalan penuh atau optimal.
Keempat, ekspektasi pedagang dengan gencarnya berita tentang kenaikan harga beras dunia. Kelima, spekulasi kenaikan harga pupuk yang diperkirakan akan diberlakukan mulai April 2010. Keenam, hambatan transportasi akibat gangguan cuaca.
ketujuh, stok petani, penggilingan dan pedagang relatif menipis.
Tujuan pemerintah menaikan HPP
• Dikarenakan supaya petani juga bisa mendapatkan keuntungan usaha.
• Untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
Akibat dari masalah tersebut
• Akan meningkatnya haraga beli dan permintaan beras akan naik
• Mengakibatkan biaya hidup masyarakat semakin tinggi

Refrensi:
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/03/31/13412821/Beli.Beras.Petani..Bulog.Merugi.Rp.720.Miliar.
http://www.sasak.net/ekonomi/umum/15474-7-faktor-penyebab-harga-beras-naik.html

Kamis, 11 Maret 2010

riset akuntansi

Riset sebagai suatu pemeriksaan atau pengujian yang teliti dan kritis dalam
mencari fakta, atau prinsip-prinsip penyelidikan yang tekun guna memastikan
suatu hal.
Penelitian (Research) dapat didefinisikan sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan yang dilakukan dengan
menggunakan metode-metode ilmiah. Atau, rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu permasalahan.

Suatu usaha untuk menemukan suatu hal menurut metode yang ilmiah, sehingga riset memiliki tiga hal penting yaitu
+ Sasaran,
+ Usaha untuk mencapai sasaran,
+ Metode ilmiah.

Minggu, 07 Maret 2010

TEXTAREA_ID
TEXTAREA_ID

Selasa, 05 Januari 2010

b.inggris bisnis

Beach

Who does not like the scenery and atmosphere of the beach?
Coastal scenery is very beautiful and quiet makes me never felt bored in there and there is no reason for me to not like the beach. In this place I can vent all feelings of anger, sadness and pleasure. I liked the atmosphere at the beach at sunset with the cool air is accompanied by much less in those we love. Besides a place to vacation to the beach can also throw a party in the open air to enjoy grilled food with a bonfire in the middle of the night and the chill of the night.

Besides the beauty of the beach, I also have to be careful with the natural conditions that are more vulnerable such as high waves or tsunami. If the situation is less uncertainty should not go to the beach because it is very dangerous. Beach is a cool place to swim, but for me that can not swim do not dare to be on shore or far too deep because it is so dangerous.

A very memorable experience while on vacation, that is when I went to the beach in the South 'central java. For the first time I was on vacation with my extended family, because I rarely see things like this. At my grandparents house we spent the night. And on my birthday, I went to the beach anyer, and there I got a very impressive surprise of my garden friends. Both experiences were very memorable one for me. Being in the midst of the people I love, family and friends.

b.inggris bisnis

MOTOR LEARNING

Today's father has promised me to teach me in my motorhome. This is a long desire but because the mother did not agree with the reasons for fear of something that is not particularly want a month and then I'll take the test for the mother is always angry every time I ask. In contrast to my father who always supported me as long as there is courage and willing to learn. After all this time I asked the mother to let me learn to ride motorcycles mother finally allowed me, love it and I immediately told my father when I could learn to drive a motorcycle.

Slowly I accompanied my father in me trying to ride until the end little by little I tried to drive himself, but suddenly I became lost control then and I bumped into a large tree near a river. Finally sprained my foot and there are some cuts on feet and hands, I tried to walk slowly, but it hurt like hell. My father panicked when he saw I had become lost control and took me straight back home to heal my wounds.

Arriving I was at home, after a check on the mother was panicked because of what the mother feared happened. I was sorry, and this accident makes me a little scared because I almost mesuk river at the time and this incident I will never forget. Trials are a month away and the situation I am currently studying a concentration wasted because the mother told me to rest so that the exam will be able to recover my legs back.

From this experience I was always remembered with what the mother said that since the words the mother is always right and best for me. If only I had listened to the mother this may not happen. Thank you Mother, I love the mother ^. ^